IPOL.ID – Hujan abu vulkanik Gunung Marapi masih terjadi pada beberapa wilayah di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, pada Selasa (5/12). Pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas luar rumah.
Pemkab Agam menyebutkan, wilayah masih terdampak hujan abu vulkanik di beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Canduang, Kecamatan Sungai Pua, Kecamatan Ampek Angkek, dan Kecamatan Malalak.
Hal itu dikonfirmasi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Bambang Wasito pada awak media.
“Sampai hari ini masih ada hujan abu, hanya hujan abu, kerikilnya sudah tidak ada,” terang Bambang pada awak media, Selasa (5/12).
Kendati terdampak hujan abu vulkanik, warga di 4 kecamatan paling terdampak masih belum ada yang mengungsi. Bambang menjelaskan, Pemkab Agam terus mengimbau kepada warga masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.
Apabila akan melakukan aktivitas, maka warga diimbau untuk terus menggunakan masker agar tidak berdampak pada kondisi kesehatan.
Pemkab Agam didukung Pemerintah Provinsi Sumatra Barat juga telah mengaktifkan dan menyiagakan pusat kesehatan, apabila ada warga yang kesehatannya terdampak akibat aktivitas vulkanik Gunung Marapi.
Pusat kesehatan disiagakan pada puskesmas-puskesmas sekitar dan satu pusat kesehatan berdekatan pos komando (posko) penanganan darurat Erupsi Gunung Marapi. Posko ini berada di Kantor Walinagari Batupalano, Kecamatan Sungai Pua.
Selain itu, mengingat level aktivitas vulkanik Gunung Api Marapi masih berada pada level II atau waspada, warga juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak kawah.
“Warga mengungsi sampai saat ini alhamdulillah masih nihil. Namun, Pemerintah Kabuten Agam telah mengaktifkan dan menyiagakan pusat kesehatan di puskesmas-puskesmas dan satu berdekatan posko penanganan darurat di Kantor Walinagari Batupalano selama 24 jam,” ungkap Bambang.
Dari 75 pendaki terdampak, 40 di antaranya sudah berhasil turun dan kembali ke rumah masing-masing. Sebanyak 12 orang lainnya mengalami luka-luka dan masih dalam perawatan intensif di RSUD dr. Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.
Sementara, Tim Disaster Victim Identification atau Tim DVI telah berhasil mengidentifikasi korban meninggal sebanyak 5 orang, 18 orang lainnya masih dalam pencarian dan pertolongan.
“Yang sudah berhasil teridentifikasi 5 orang. Semuanya sudah diserahkan kepada keluarga. Untuk 18 pendaki yang belum turun, ini tetap kita upayakan terus pencarian, sambil kita terus melihat kondisi di lapangan,” kata Bambang.
Hingga Selasa ini, Gunung Marapi berketinggian 2.891 mdpl itu masih erupsi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, erupsi terakhir terekam di seismograf pada Selasa (5/12), pukul 06.24 WIB, dengan amplitudo maksimum 25.2 mm dan durasi 80 detik.
Sementara itu, tim gabungan berjumlah sekitar 300 orang terdiri dari unsur BPBD Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota, BPBD Kota Sawahlunto, Basarnas, TNI/Polri, PMI, Tagana, relawan masyarakat, dan mahasiswa penggiat alam atau mapala di Sumatra Barat.
Para personel tersebut bergabung melakukan upaya operasi pencarian dan pertolongan, pendampingan warga, serta pemantauan aktivitas Gunung Api Marapi. (Joesvicar Iqbal)