IPOL.ID – Kasus empat anak yang meninggal mengenaskan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, terus didalami aparat kepolisian. Sedangkan ayah dari keempat anak tersebut berinisial PD, 41, yang dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, kini sudah dalam kondisi sadar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto. Hariyanto mengatakan bahwa pihak RS Polri telah menerima pria berinisial PD, usia 41 tahun, ayah dari keempat anak. PD ditemukan di TKP dalam kondisi tidak sadar atau lemah.
“Saat itu oleh penyidik Polres Metro Jakarta Selatan membawa PD ke RS Polri, pertama kami melakukan penyelamatan terhadap PD, dicurigai pada tubuh PD terdapat luka yang diduga dari percobaan bunuh diri,” ungkap Brigjen Hariyanto pada awak media di RS Polri Kramat Jati, Kamis (7/12).
Apakah ada tanda-tanda PD nekat mengakhiri hidupnya dengan meminum racun? Karumkit Polri, Hariyanto menjelaskan bahwa tidak ada tanda-tandanya jika PD meminum racun. Namun terdapat tanda-tanda adalah terdapat luka pada lengan bagian bawah, kaki dan perut.
“Luka itu semuanya tertuju mengarah pada pembuluh darah, tetapi tidak sampai ada pendarahan pada bagian tubuh PD,” tegas Karumkit Polri Kramat Jati.
Kemungkinan, lanjut Hariyanto, lemasnya PD mungkin karena beberapa hari dia tidak makan sehingga kondisi PD lemah. Saat ini PD sedang dilakukan pemulihan, dikembalikan kondisi kesehatannya untuk kemudian diserahkan ke penyidik Polres Metro Jakarta Selatan untuk dimintai keterangan.
“Saat ini kondisi PD sudah dalam keadaan sadar karena diobati, menjalani rawat inap, dirawat inap biasa dan apakah nantinya akan dilakukan visum maupun tes kejiwaan atau tidak, kami masih menunggu pihak penyidik,” ujarnya.
Diketahui, saat kejadian PD ditemukan tergeletak ada di kamar mandi di kontrakan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12), dalam kondisi tidak sadarkan diri dan lemas. Kuat diduga PD nekat melakukan percobaan bunuh diri di kontrakannya tersebut, bersamaan ditemukannya empat balita tewas mengenaskan di tempat tidur di lokasi yang sama. (Joesvicar Iqbal)