IPOL.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto memberi apresiasi ke seluruh tim gabungan yang berupaya melakukan pencarian dan pertolongan terhadap warga yang masih dinyatakan hilang dalam banjir bandang di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Jumat (1/12).
Kepala BNPB, Suharyanto menyampaikannya saat meninjau lokasi terdampak banjir bandang di Kecamatan Baktiraja, Senin (4/12). Suharyanto mengatakan, tim gabungan terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Humbang Hasundutan, TNI, Polri, Basarnas, Damkar, Dinas Sosial, Tagana, Destana dan relawan terlibat sudah bersinergi untuk memberi penanganan maksimal.
“Penanganam sudah berjalan bagus. Kerja sama antara TNI, Polri, Basarnas dan Pemerintah Daerah semuanya turun ke lapangan,” ujar Suharyanto, Senin (4/12).
Apresiasi itu juga pantas diberikan kepada tim gabungan mengingat kondisi lapangan pascakejadian banjir bandang menyisakan berton-ton bebatuan besar disertai lumpur dan puing lainnya.
Guna memudahkan upaya pencarian dan pertolongan, tim gabungan juga mengerahkan 14 alat berat, karena tidak mungkin dilakukan hanya dengan tangan kosong.
“Kalau kita lihat kondisi sekarang di lapangan memang tidak mudah penanganan darurat. Karena tenaga manusia seolah-olah tak ada artinya. Sehingga kita kerahkan 14 alat berat untuk membuka jalan dan evakuasi,” kata Suharyanto.
Saat tiba di lokasi, Suharyanto mendapat laporan bahwa masih ada 10 warga yang masih dilaporkan hilang. Dua warga sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Dengan berbagai upaya, Suharyanto optimis bahwa operasi pencarian dan pertolongan dapat dilakukan maksimal. Mantan Pangdam V Brawijaya itu juga meminta agar tim gabungan tak henti memberikan pelayanan terbaik.
“Memang masih ada 10 warga masih harus dicari. Kita harus terus berupaya melakukan pencarian dan pertolongan sampai ketemu,” tuturnya.
Mengenai rencana jangka panjang setelah masa tanggap darurat, BNPB bersama Pemerintah Daerah Humbang Hasundutan bakal merelokasi warga terdampak. Hal itu didasari atas berbagai pertimbangan, salah satunya adalah sejarah kejadian bencana masa lalu pernah terjadi di lokasi sama pada 1972.
Suharyanto menuturkan, tentunya BNPB berharap agar kejadian serupa tak terulang kembali di masa akan datang karena memang wilayah tersebut sangat rawan.
“Masyarakat terdampak di sini akan dipindah. Karena kejadian serupa pernah terjadi pada Tahun 1972,” jelas Suharyanto.
“Bupati akan menyiapkan lahannya dan nanti pemerintah pusat melalui BNPB akan membangunnya,” tambahnya.
Di sisi lain, Suharyanto juga akan melibatkan segenap unsur termasuk para ahli untuk memperoleh rekomendasi terbaik, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Beberapa alternatif dan pilihan lain tentunya memperbaiki vegetasi di wilayah hulu dan merelokasi warga.
“Agar tidak terulang lagi maka setelah tanggap darurat dan rehabilitasi serta rekonstruksi jangka pendek kita akan mengatasi bagaimana wilayah hulunya. Apakah penguatan vegetasi di hulu atau memindahkan masyarakatnya nanti kita tentukan,” imbuh Suharyanto.
Menyinggung permasalahan yang ada di bagian hulu, Suharyanto menambahkan, yang akan mendalami adalah pemerintah daerah selaku pemilik wilayah. Namun BNPB tetap akan memberikan pendampingan dan dukungan sampai tahap rehabilitasi dan rekonstruksi selesai.
“Yang paling paham nanti pemda yang melakukan kaji cepat,” tukas Suharyanto.
Pada kesempatan sama, Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor menyertai Kepala BNPB dalam tinjauan lapangan membenarkan bahwa wilayah hulu terdapat permasalahan deforestasi yang dilakukan oleh oknum tertentu.
Jika ditotal, luas wilayah rusak akibat praktik pembalakan liar mencakup empat hektar. Hal itu pula yang kemudian diduga menjadi salah satu pemicu terjadinya petaka hingga berdampak pada 200 orang dan merusak 35 unit rumah.
Sebagai upaya antisipasi, pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan telah meminta TNI-Polri untuk melakukan penegakan hukum terhadap pihak-pihak tertentu yang diduga menjadi oknum pembalakan hutan.
“Memang di atas ada penebangan. Nanti kita dari TNI dan Polri akan bertindak tegas,” tegas Dosmar.
Bupati Humbang Hasundutan berkomitmen penuh untuk melaksanakan arahan Kepala BNPB, baik solusi jangka panjang maupun jangka pendek, demi mencegah bencana serupa agar tidak terjadi kemudian hari.
Pihaknya juga bakal mendatangkan para ahli untuk mencarikan solusi terbaik demi kelangsungan lingkungan ramah bagi masyarakat.
“Ke depan kita akan lakukan perbaikan. Kita harus bicarakan dengan para ahli di bidangnya,” tutup Dosmar. (Joesvicar Iqbal)