IPOL.ID – Sejumlah nama halte di Jakarta mengalami perubahan. Hal itu pun menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Sontak hal itu mengundang reaksi bos PKB DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas yang kini merupakan anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta yang membidangi transportasi umum di Jakarta. Apalagi, perubahan nama halte itu tanpa adanya sosialisasi di masyarakat.
“Kalau Pj merasa dirinya besar, merasa orang dekat Istana oke lah. Lalu jika tidak pula disampaikan pada DPRD pun tidak masalah. Tapi harusnya, perubahan itu harusnya diinformasikan, disosialisasikan ke pengguna TransJ dong. Yang terjadi saat ini, tanpa ada sosialisasi, Jangan-jangan ada orang ada yang kelewat, ada yang salah, dan persoalan lainnya yang dialami masyarakat,” kata Hasbi, Rabu (10/1).
Data yang dihimpun, halte-halte yang mengalami perubahan nama antara lain Halte Tirtayasa di Petogogan, Jakarta Selatan, yang berubah menjadi Halte Pasar Santa. Halte Tendean di Jakarta Selatan yang berubah nama menjadi Halte Tegal Mampang dan Halte Sarinah di Jakarta Pusat menjadi Halte MH Thamrin.
TransJakarta yang berganti, antara lain Halte S Parman Podomoro City di Tomang, Jakarta Barat, menjadi Halte Tanjung Duren, Halte Harapan Kita di Jakarta Barat menjadi Halte Kota Bambu, Halte Senayan JCC di Jakarta Pusat menjadi Halte Senayan, serta Halte Dukuh Atas 2 menjadi Halte Galunggung.
Ironisnya, pengguna TransJ juga mengeluhkan nama rute atau halte tujuan akhir di layar yang terdapat Halte TransJakarta sudah berganti, namun nama rute di layar pada bus TransJ belum. Hal itu dianggap membingungkan.
“Betul tidak ada aturan yang harus didiskusikan ke kita. Paling tidak, DPRD itu mitranya. Ini kasih tahu dong mitranya. Jika DPRD diinformasikan, bisa dilakukan lewat reses, menemui masyarakat, kita sampaikan. Nah, gimana mau disampaikan ke masyarakat kalau kita juga nggak dikasih tahu atau diinformasikan,” tandasnya. (Sofian)