IPOL.ID – Keluarga dari korban tembok SPBU roboh di Jalan Tebet Barat Dalam II, RT 01/RW 03, Tebet, Jakarta Selatan, akan memakamkan jenazah orang tua dan saudarinya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jati Menteng Dalam. Pengurusan administrasi pun dilakukan.
Satu keluarga yakni pasangan suami istri (Pasutri) Samedi Irianto, 80, dan Thio Cin Nio, 72, serta anak Ami Kusuma Dewi, 30, yang tewas tertimpa tembok SPBU roboh pada Minggu (21/1) siang, langsung di bawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.
Pihak anggota keluarga korban, anak Samedi dan Thio, Amri Hartawan, 40, saat ini tengah mempersiapkan administrasi pengurusan jenazah ketiga korban di RSCM untuk selanjutnya dilakukan proses pemakaman.
Amri mengatakan, untuk jenazah orangtuanya sudah di RSCM dan keduanya akan dimakamkan secara tumpang pada pusara mendiang kakaknya di TPU Jati Menteng Dalam.
“Ditumpang, karena di situ (TPU Jati Menteng Dalam) kan sebelumnya ada almarhum abang saya. Jadi ibu sama bapak saya ditumpang ke abang saya,” tutur Amri tak kuasa menahan tangis di lokasi tembok roboh di Jl. Tebet Barat Dalam II, Minggu (21/1) sore.
Sedangkan jenazah Ami yang meninggal saat melindungi buah hatinya yakni Fabian, 10, dari reruntuhan tembok SPBU rencananya akan ditumpang pada pusara anak mertua di TPU Jati Menteng Dalam.
Rencana, setelah proses visum luar terhadap tiga korban yang dilakukan tim dokter forensik RSCM rampung jenazah Samedi, Thio, dan Ami akan langsung dimakamkan.
“Adik (Ami) saya ditumpang ke anak mertua. Tinggal menunggu surat dari kepolisian ya. Rencana dimakamkan di TPU Jati, Menteng Dalam. InsyaAllah dimakamkan hari ini,” ujar dia.
Terkait kasus, Amri menambahkan, tembok SPBU dengan tinggi sekitar 4 meter dan panjang 15 meter yang roboh menimpa keluarganya memang sudah dalam kondisi miring sebelum kejadian.
Menurut dia, jauh hari sebelum kejadian warga RT 01/RW 03 yang bermukim di sekitar lokasi sudah sempat menyampaikan jika kondisi tembok yang miring kepada pihak pengelola SPBU agar ditindaklanjuti.
Nahas sebelum diperbaiki tembok yang berbatasan dengan warung gado-gado usaha keluarganya itu roboh, saat kedua orangtua, adik, dan keponakannya sedang membicarakan untuk membuka dagangan gado-gadonya esok hari.
“Memang tembok ini sudah lama miring, banyak retaknya juga. Sudah dikomplain sama warga sekitar juga. Ada sekitar berapa tahun (sudah miring). Makanya pas roboh ada warga juga marah-marah, itu yang rumahnya berbatasan dengan tembok SPBU,” ungkapnya.
Sehingga pernyataan Amri yang mengungkap tembok sudah dalam kondisi miring sebelum kejadian itu serupa dengan temuan jajaran Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Polsek Tebet menangani kasus.
Kapolsek Tebet, Kompol Murodih menegaskan, berdasar hasil penyelidikan Unit Reskrim pihak pengelola SPBU sudah mengetahui bahwa konstruksi tembok tidak lagi kokoh.
“Kalau dilihat dari posisi tembok itu cukup tinggi, empat meter. Kondisinya mungkin juga di bawahnya kurang kuat. Dan ada kemiringan, dari yang tersisa ada kemiringan, saat ini kami fokus untuk proses pengurusan 3 jenazah dulu ya,” tukas Kapolsek Murodih. (Joesvicar Iqbal)