IPOL.ID – Sejumlah pengelola tenant di Bandara Halim Perdanakusuma, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, mengeluhkan adanya penurunan omzet belakangan ini. Persoalan itu diduga disebabkan jumlah penumpang yang ke bandara belum normal setelah proses revitalisasi dilakukan.
Sejak revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma pada Februari hingga September 2022 lalu, mengakibatkan aktivitas bandara terhenti sementara. Hal itu berdampak pada jumlah penumpang yang hingga kini masih belum pulih total.
Pengelola tenant di bandara, Silvi mengungkapkan, sejak Tahun 2018-2019 tenant di bandara ini terbilang ramai, namun saat pandemi Covid-19 melanda hingga kini terjadi penurunan penumpang maupun pengunjung/pengantar di Bandara Halim Perdanakusuma yang belum sepenuhnya pulih. Hingga mengakibatkan penurunan drastis omzet penjualan penyewa.
“Pemasukan jadi turun sekitar 60-70 persen karena penumpang sepi. Padahal setelah revitalisasi kan harusnya penumpang bertambah ya,” keluh Silvi pada awak media di Jakarta Timur, Selasa (16/1).
Sejak bulan Desember 2022 saat proses revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma sudah rampung, pengelola tenant terpaksa mengurangi jumlah pegawainya.
Sejumlah tenant memberhentikan beberapa pegawai untuk mengurangi biaya pengeluaran uang sewa di Bandara Halim Perdanakusuma. Hal itu terpaksa dilakukan supaya usahanya tetap dapat berjalan.
“Sewa tetap harus bayar tapi pemasukan enggak ada. Bahkan ada (tenant) yang sampai mengurangi dari tadinya 14 orang pegawai sekarang ada tujuh, lima. Saya di sini lima, sebelumnya 12 pegawai, untuk tetap bertahan,” ungkap perempuan itu.
Ketika pandemi Covid-19 melanda mengakibatkan jumlah penumpang menurun dan saat proses revitalisasi para tenant pun masih tetap harus membayar sewa kontrak per 2 tahun.
Upaya dilakukan, lanjut Silvi menjelaskan, pihaknya sudah melayangkan surat kepada pengelola Bandara Halim Perdanakusuma untuk meminta kebijakan keringanan menurunkan biaya sewa sekitar 30 persen, tapi hal tersebut urung disetujui.
“Harapan kita kalau penurunan biaya sewa enggak bisa. Kalau enggak bisa tambah jadwal penerbangan, adain promo biar penumpang kembali ramai seperti sebelum Covid-19,” ucap Silvi.
Menanggapi keluhan tenant tersebut, pihak Bandara Halim Perdanakusuma menyatakan masih berupaya meningkatkan jumlah penumpang agar kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19.
“Kami ingin meningkatkannya (jumlah penumpang-red), berusaha menaikkan banyak penumpang seperti di Tahun 2017-2018,” kata Humas Bandara Halim Perdanakusuma, Nadia Putri Andrian pada awak media ditemui di bandara, Selasa (16/1).
Nadia menerangkan, bila dibanding Tahun 2018 jumlah penumpang sekarang setelah revitalisasi memang belum pulih total. Karena Tahun 2018 atau sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, jumlah keberangkatan penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma tercatat sebanyak 7.289.885 orang.
Namun pihaknya membantah bila terjadi penurunan penumpang karena pada Tahun 2022 saat revitalisasi jumlah penumpang tercatat 978.163, dan di 2023 jumlah penumpang tercatat 3.660.750 penumpang.
“Fluktuasi jumlah penumpang mencerminkan di era saat ini industri penerbangan dihadapkan pada tantangan lebih kompleks. Ini akan terus berlangsung dalam beberapa tahun kedepan,” jelas Nadia.
Sejurus belum pulihnya jumlah penumpang diperkirakan karena sejumlah faktor di antaranya kenaikan harga tiket penerbangan dan bertambahnya pilihan moda transportasi.
Guna menambah jumlah penumpang agar dapat kembali pulih sebagaimana sebelum pandemi Covid-19, pihak Bandara Halim Perdanakusuma menyebut sudah menyiapkan sejumlah langkah.
“Upaya untuk menjawab tantangan tersebut salah satunya adalah perluasan area check-in hall dan BHS, perluasan SCP 2 dan perluasan area ruan…