IPOL.ID – Bareskrim Polri mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan konten negatif di media sosial (medsos). Pasalnya, hal itu berpotensi jadi unsur pidana dan merusak persatuan bangsa.
Ini seperti kasus penangkapan pria berinisial AB (30), pemilik akun media sosial TikTok dengan username @presiden_ono_niha, yang diduga menyebarkan ujaran kebencian (hate speech) terkait Papua.
“Proses hukum ini adalah wujud komitmen Siber Polri dalam menjaga ruang siber dari konten negatif yang berpotensi merusak persatuan bangsa,” kata Dirtipid Siber Bareskrim Polri, Brigjen Himawan Bayu Aji, dikutip Rabu (3/1).
Pihaknya terus bekerja sama dengan kementerian, lembaga, maupun pegiat sosial untuk meningkatkan literasi digital.
Dia menuturkan literasi digital penting untuk masyarakat agar terhindar dari berita bohong atau hoaks, misinformasi, hingga ujaran kebencian.
“Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri terus bekerja sama baik dengan Kementerian/Lembaga maupun penggiat media sosial untuk meningkatkan literasi digital masyarakat agar terhindar dari hoaks, misinformasi, hingga ujaran kebencian,” kata Himawan.
Upaya ini dilakukan untuk menyehatkan konten-konten di ruang digital.
“Serta meningkatkan konten-konten positif di ruang siber,” katanya. (far)