IPOL.ID – Mentari belum beranjak tinggi saat sebagian warga di Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo sudah sibuk dengan aktivitas pagi, pada sebuah Ahad. Pada hari itu mereka sedang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW atau yang lebih dikenal dengan istilah walima.
Tradisi walima di Gorontalo diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17 saat Islam masuk ke Bumi Hulondalo. Tradisi diawali dengan dikili atau tradisi zikir di masjid At-takwa, masjid di tengah desa Bongo.
“Dikili kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah zikir. Dikili melantunkan rasa syukur dan doa-doa kepada Nabi Muhammad SAW atas kelahiran beliau. Dilaksanakan setelah Isya kemudian dijeda saat subuh, dilanjutkan dengan doa puncak pagi harinya sampai jam 9 atau jam 10,” kata Yamin Nusi, Kasie Pemerintahan Kecamatan Batudaai Pantai dilansir gorontaloprov.go.id.
Selain berisi doa dan puja puji kepada Baginda Nabi, dikili menjelaskan kisah kelahiran Muhammad SAW, kisah kenabian dan kisah wafatnya nabi. Uniknya, naskah asli dikili tertulis dengan bahasa Arab Pegon, tulisan Arab tanpa baris bunyi (harakat), namun berbahasa Gorontalo.