Kinerja suhu rendah: Baterai ini memiliki discharge capacity retention di atas 91% pada suhu -20°C (-4°F);
Siklus pakai: Usia pakai yang lebih awet memenuhi kebutuhan kendaraan penumpang dan kendaraan roda dua bertenaga listrik;
Material kimia: Selain oksida berlapis, Farasis Energy juga membuat kemajuan dalam pengembangan material premium lain, seperti senyawa Prussian blue analogues dan polyanionic.
Farasis Energy siap membuat lompatan besar berikutnya dalam teknologi baterai, serta segera meluncurkan baterai sodium-ion generasi kedua pada 2024. Produk yang akan datang ini kelak memiliki densitas energi hingga 160-180Wh/kg, bahkan dapat ditingkatkan hingga 180-200Wh/kg pada 2026 agar mampu memenuhi kebutuhan berbagai skenario penggunaan lain.
Guna memperluas tingkat penggunaan produk baterai sodium-ion, Farasis Energy menjalin kemitraan pada berbagai segmen, termasuk kendaraan listrik mikro kelas A00, kendaraan roda dua bertenaga listrik, layanan penukaran baterai (battery-swapping), dan ESS. Farasis Energy pun meraih respons positif dari berbagai klien yang telah memperoleh dan menguji prototipe baterai buatannya.