IPOL.ID – Kasus dugaan majikan yang menyiksa lima pembantu rumah tangga (PRT) di Jalan Jatinegara Timur II, Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, belum lama ini. Kini kelima korban telah ditempatkan di rumah aman.
Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKP Sri Yatmini menegaskan bahwa kelima korban ditempatkan di rumah aman untuk pemulihan lebih lanjut.
“Anak-anak korban sudah di rumah aman. Kami sudah kerjasama dengan kementerian dan lembaga-lembaga lainnya untuk melindungi korban,” tutur Sri dikonfirmasi awak media di Jatinegara, Kamis (15/2).
Di rumah aman itu kelima korban yang seluruhnya merupakan perempuan asal Brebes, Jawa Tengah, diharapkan dapat lekas pulih dari luka fisik dan psikis.
Karena selain mengalami luka kekerasan fisik, para korban juga mengalami trauma sehingga butuh pendampingan psikologis lebih lanjut agar dapat pulih dari dampak psikis.
“Anak-anak korban sudah mendapatkan perawatan kesehatan. Kemarin kan sempat kena beling sama paku kawat berduri karena dia lompat (saat kabur dari rumah majikannya),” katanya.
Sri menambahkan, pihaknya sudah mendatangi rumah tempat para korban bekerja untuk proses penyelidikan dan memasang garis polisi di lokasi.
Dalam waktu dekat penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur juga bakal segera memanggil majikan dari kelima korban untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait kasus itu.
“Masih proses penyelidikan ya,” tegasnya.
Sebelumnya, kelima korban melarikan diri dari rumah majikannya dengan cara memanjat dari tembok belakang rumah, menaiki genteng, lalu memanjat pagar rumah setinggi dua meter.
Ketika melarikan diri dua orang korban terluka pada bagian tangan, kaki, dan kepala akibat terkena kawat berduri pada bagian pagar, pecahan kaca sewaktu turun dari pagar rumah.
Kedua korban pun bergegas dibawa warga ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis, kemudian tiga korban lainnya dibawa ke Polres Metro Jakarta Timur.
Berdasarkan keterangan sementara korban kepada warga yang menolong, korban disiksa dengan cara digosok, dipaksa memukul kepala sendiri, dipaksa bekerja hingga dini hari tanpa digaji serta agar tidak kabur dari rumah itu mereka dijaga anjing milik majikan. (Joesvicar Iqbal)