Seorang jurnalis AFP di kota tersebut mendengar ledakan dahsyat tak lama setelah tengah malam pada hari Sabtu. Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas kemudian melaporkan 14 orang tewas dalam dua serangan di sana.
Kementerian mengatakan total lebih dari 100 orang tewas di seluruh wilayah dalam semalam. Abdulkarim Misbah, salah satu dari banyak orang yang mencari perlindungan di Rafah, mengatakan, dia pertama kali meninggalkan rumahnya di kamp pengungsi Jabalia utara menuju Khan Yunis. Namun kemudian ia dan keluarga diusir lagi.
“Kami lolos minggu lalu dari kematian di Khan Yunis, tanpa membawa apa pun. Kami tidak menemukan tempat untuk menginap. Kami tidur di jalanan pada dua malam pertama. Perempuan dan anak-anak tidur di masjid,” kata ayah berusia 32 tahun itu.
Keluarga tersebut kemudian menerima tenda sumbangan yang didirikan tepat di samping perbatasan Mesir.
“Keempat anak saya menggigil kedinginan. Mereka merasa sakit dan tidak sehat sepanjang waktu,” katanya.
Badai musim dingin dan hujan lebat melanda Gaza pada hari Jumat, dengan beberapa orang mengenakan pakaian hazmat sisa dari pandemi Covid sebagai perlindungan terhadap cuaca buruk. (ahmad)