IPOL.ID – Populasi pertambahan kendaraan bermotor (Ranmor) khususnya sepeda motor cukup tinggi melebihi batas kewajaran dan toleransi. Perkembangan ini hampir merata di daerah seluruh wilayah Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta.
Perkembangan jumlah ranmor khususnya motor tentu mewarnai keramaian hiruk pikuk di jalan. “Dari satu sisi tentunya bagus karena ada trend pergerakan manusia dan barang yang mudah-mudahan akan berdampak positif pada nilai atau value ekonomi,” kata Budiyanto, Pemerhati Masalah Transportasi dan Hukum di Jakarta Selatan, Rabu (21/2).
Hanya menurutnya, yang menjadi problem bahwa perkembangan ranmor tidak mampu diimbangi dengan penambahan panjang jalan. Akibatnya dari perkembangan jumlah ranmor berdampak pada masalah lalu lintas, antara lain adalah masalah kemacetan dan fenomena kebiasaan buruk ditampilkan para pengendara sepeda motor.
“Kita sering melihat dan disuguhkan adanya pemandangan miris, para pengendara motor tak sabar ketika berpapasan, berdekatan dengan kendaraan lain (mobil) yang berhenti, parkir, mundur maupun kendaraan yang akan berbalik arah,” ungkap Budiyanto.
Mereka selalu mencari celah sekecil apapun untuk menuruti kebiasan buruk dengan cara mengambil ruang sempit, kecil untuk berusaha menyalip, mendahului tanpa memperhitungkan risiko (kecelakaan) mungkin akan terjadi.
“Mereka sebenarnya sadar
bukan karena terburu-buru dikejar waktu dan sebagainya tapi karena ketidak mampuan memanage kebiasaan buruk yang melekat pada diri masing-masing dengan tanpa memperhitungkan risiko akan terjadi, seperti kecelakaan lalu lintas,” tuturnya.
Dari data kecelakaan yang didapat bahwa 63% lebih jumlah kecelakaan melibatkan pengendara sepeda motor, baik itu sebagai korban maupun pelaku.
“Situasi ini seharusnya menjadi keprihatinan kita semua untuk direnungkan dan dicarikan jalan keluar terbaik. Jangan permasalahan ini kemudian dibebankan kepada pemangku kepentingan yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas semata,” imbuhnya.
Namun, sambungnya, bagaimana masing-masing individu mampu mengedukasi dirinya masing-masing sehingga menjadi insan disiplin saat berlalu lintas. Hal ini dapat dibarengi secara paralel terhadap program-program yang simultan dari para pemangku kepentingan bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
Lanjutnya, dari mulai program yang mengedukasi, program pencegahan dan penegakan hukum secara tegas dan konsisten.
“Program-program yang kolaboratif diharapkan dapat mengubah kebiasaan buruk para pengendara motor sehingga dapat meminimalisir, mencegah atau terhindar dari kecelakaan lalu lintas, baik sebagai korban atau pelaku,” tukasnya.
Sebelumnya, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri terus berupaya melakukan edukasi kepada warga masyarakat pengguna jalan terhadap pentingnya keselamatan berlalu lintas. Mengingat sepanjang Tahun 2023, puluhan ribu korban meninggal dunia dalam kecelakaan.
Dalam kesempatan ini, Korlantas Polri memberikan bantuan berupa kaki palsu, kursi roda, dan tongkat siku kepada puluhan korban kecelakaan lalu lintas di Taman Lalu Lintas Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (5/12).
Dalam kegiatan pemberian bantuan itu, Korlantas Polri bekerja sama dengan PT Jasa Raharja menyerahkan masing-masing 10 kaki palsu, kursi roda, dan tongkat siku kepada mereka korban kecelakaan lalu lintas.
Plt Kakorlantas Polri, Brigjen Aan Suhanan menuturkan, bantuan diberikan sebagai retrospeksi atau sebagai pengingat bahaya kecelakaan lalu lintas agar masyarakat berhati-hati saat berlalu lintas.
“Betapa penting keselamatan berlalu lintas di jalan. Mereka korban kecelakaan ada yang sampai kehilangan kakinya, ada juga yang masih punya anak kecil tapi kehilangan pekerjaan,” ungkap Brigjen Aan saat kegiatan bertajuk ‘Retrospeksi Korban Kecelakaan Lalu Lintas 2023’ di Taman Lalu Lintas, Cibubur, Selasa (5/12).
Berdasar data dihimpun Korlantas Polri, sejak awal bulan Januari hingga November 2023 bahkan tercatat sebanyak 24 ribu korban meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas secara nasional.
Jumlah korban jiwa kecelakaan lalu lintas itu memang terbilang menurun dibandingkan periode Januari hingga November Tahun 2022 tercatat merenggut 26 ribu nyawa.
“Karena aktivitas warga masyarakat 100 persen menggunakan jalan raya dan kendaraan bermotor,” kata Aan.
Sebanyak 134 ribu lebih kejadian kecelakaan tercatat di November 2023, namun banyak juga kejadian kecelakaan tidak terlaporkan ke polisi lalu lintas. Para korban yang kehilangan organ tubuh mengalami luka berat ada sebanyak 12 ribu orang. (Joesvicar Iqbal)