Menurutnya sistem penyaluran dana hibah ke cabor yang tidak transparan membuat prestasi Jateng merosot tajam pada PON Papua 2021.
Apalagi Alex mendapat informasi dari internal KONI Jateng bahwa dana hibah menyisakan silpa hingga Rp 5 miliar lebih dari dana hibah tahun lalu sebesar Rp 85 miliar.
“Kalau benar ada dana silpa, berarti manajemen keuangan di KONI Jateng untuk pembinaan olahraga sangat buruk. Kalau pengajuan kebutuhan pelatda kami dipenuhi tentu tidak terjadi silpa,” ujarnya.
Menurut Master Alex dana silpa ini akal-akalan pengurus KONI saja supaya bisa dimanfaatkan hal lain.
Dia sangat kecewa lantaran cabor yang dibidaninya harus mengeluarkan anggaran sendiri untuk membiayai pemusatan latihan daerah (Pelatda). Tak tanggung-tanggung dana Rp1,2 miliar digelontorkan. Tapi, tidak diganti penuh oleh KONI Jateng.
“KONI Jateng bilangnya mau diselesaikan, tapi sejauh ini cuma omongan saja, tidak terbukti,” tukas Alex Harijanto.
Ketika diajukan pengajuan penggantian anggaran, KONI Jateng menampik memenuhinya. Padahal RAB yang diminta KONI Jateng telah diberikan dan sesuai kebutuhan pelatda cabor taekwondo.