IPOL.ID – Sedianya pembangunan Masjid Tjia Kang Ho di Jalan H. Soleh, RW 07, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, disambut baik warga.
Meski kini pembangunannya baru mencapai 80 persen, tapi antusias warga untuk melaksanakan ibadah sembari menengok keindahan arsitektur Masjid Tjia Kang Ho sudah terlihat.
Bahkan saat perdana dibuka untuk salat Tarawih bulan Ramadan 1445 Hijriah, ratusan jemaah datang ke masjid yang memadukan arsitektur Islam, budaya Tionghoa dan Betawi itu.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tjia Kang Hoo, Muhamad Wildan Hakiki menjelaskan, banyaknya jumlah jemaah yang datang menunaikan salat Tarawih ini jauh di luar perkiraan pihaknya.
“Tarawih (hari) pertama di luar ekspektasi kita sebagai DKM. Itu jemaah membeludak, benar-benar di luar ekspektasi saya,” tutur Wildan di kawasan Pekayon, Senin (18/3).
Secara kapasitas Masjid Tjia Kang Ho mampu menampung sekitar 250 jemaah yang terbagi pada ruang utama untuk 150 jemaah, selasar sisi kiri dan kanan sekitar 50, dan ruang taklim 50 jemaah.
Tapi karena membludaknya jemaah pelataran di depan Sekretariat DKM Tjia Kang Ho yang tidak direncanakan sebagai tempat salat turut digunakan jadi area jemaah perempuan.
DKM Tjia Kang Ho pun sampai harus mendirikan tenda di depan sekretariat mereka agar jemaah perempuan yang datang dapat menunaikan salat Tarawih dengan nyaman.
Banyaknya jemaah tidak disangka karena progres pembangunan Masjid Tjia Kang Ho baru mencapai 80 persen, khususnya bagian depan yang masih menyisakan sejumlah pengerjaan.
“Ruang dalam, samping kiri, kanan full. Malah Ibu-Ibu sampai ke luar sana (pelataran depan Sekretariat DKM). Makanya di hari kedua (Tarawih) kita tambah tenda, takut hujan,” tambah Wildan.
Hal yang unik adalah mayoritas dari jemaah salat Tarawih yang hadir bukan merupakan warga RW 07, Kelurahan Pekayon, melainkan datang dari berbagai daerah luar.
Padahal DKM Tjia Kang Ho mengaku hanya menyebarkan informasi bahwa mereka mulai melaksanakan salat Tarawih melalui grup WhatsApp RT setempat, tidak menginformasikan ke yang lain.
DKM Tjia Kang Ho menduga banyak jemaah yang datang karena penasaran dengan kondisi bagian dalam masjid, karena dari luar konstruksi bangunan tampak seperti Klenteng.
“Hanya sekitar 40 persen (jemaah salat Tarawih) yang saya kenal. Itu makanya saya juga bingung darimana jemaah datang. Apakah mereka penasaran dengan dalam masjid,” tukas Wildan.
Tidak hanya ketika Tarawih, banyak warga dari luar wilayah Pasar Rebo yang sengaja datang untuk menunaikan ibadah dan sekadar menikmati keindahan arsitektur Masjid Tjia Kang Ho.
DKM Tjia Kang Ho mencontohkan kedatangan satu keluarga asal Harmoni, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, yang sempat datang untuk menunaikan ibadah salat Dhuha.
“Satu keluarga dari Harmoni ke sini untuk salat Dhuha sama foto di depan (masjid). Makanya saya kaget, sampai sebegitunya antusias warga melihat Masjid Tjia Kang Ho ini,” beber Wildan.
Keindahan arsitektur dan paduan cat warna merah, emas menarik setiap mata datang baik untuk menunaikan ibadah ataupun untuk sekadar berswafoto di Masjid Tjia Kang Ho.
Arsitektur Islam pada Masjid Tjia Kang Ho dapat terlihat dari lima bagian pagoda yang mencerminkan Rukun Islam, yaitu syahadat, salat, zakat, puasa, dan naik haji bagi yang mampu.
Bagian pagoda pada atap induk terdiri tiga susun yang mencerminkan rukun atau kerangka dasar beragama yang benar sebagai jalan menuju surga yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.
Pagoda kecil dibangun dua susun memiliki arti untuk mencapai kebahagiaan dunia, akhirat perlu hubungan dengan Allah dan sesama makhluk hidup, baik manusia maupun mahluk hidup lain.
Ciri bangunan budaya Tionghoa tampak pada sudut atap berwarna merah, dan sejumlah ornamen yang menunjukkan sosok mendiang Tjia Kang Hoo sebagai keturunan China.
Sementara, ciri bangunan Betawi terlihat dari gigi balang atau bagian yang ada pada tepi atap rumah-rumah masyarakat Betawi berbentuk segitiga dan bulatan, ornamen ini dipasang pada lisplang.
“Banyak yang mungkin kagum melihat arsitektur Tionghoa seperti ini. Banyak yang mampir untuk salat, tidak lupa mengabadikan masjid ini. Berfoto di luar halaman masjid,” pungkas Wildan. (Joesvicar Iqbal)