Puncaknya, Pemilu 2024 sungguh-sunggguh memprihatinkan karena adanya sikap tidak netral presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi negara. Meski secara verbal tidak diucapkan, namun, secara tindakan sangat terlihat sekali sikap dan arah dukungan politik presiden berpihak pada pasangan Prabowo-Gibran. Keberpihakan presiden pada pasangan Prabowo-Gibran yang di dalamnya ada anak kandung presiden menurut pandangan penulis sungguh-sungguh sangat mencolok.
Tak pelak, berdasarkan temuan dan laporan jurnalistik Majalah Tempo, segala sumber daya dan kekuatan politik presiden dikerahkan untuk memenangkan pasangan jagoan presiden tersebut. Mulai dari pengerahan aparatur negara agar ikut mendukung serta mensukseskan pasangan Prabowo-Gibran, pemberian bansos secara gencar mendekati hari pencoblosan hingga aksi solo presiden yang memperlihatkan dukungan pribadinya kepada pasangan Prabowo-Gibran dengan mempertontonkan kebersamaan bersama capres Prabowo secara terbuka di hadapan publik adalah fakta bahwa memang presiden berpihak dan tidak netral. Tak ayal, ketidaknetralan presiden ini belakangan bahkan disorot Komite HAM PBB yang merasa prihatin dengan jalannya pilpres di Indonesia di mana pemenangnya adalah pasangan yang didukung oleh penguasa.