IPOL.ID – Israel dan gerakan Palestina Hamas untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir membahas rincian kemungkinan kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata sementara di Jalur Gaza dan membebaskan sandera Israel.
Mereka telah mengajukan “beberapa kompromi” selama putaran terakhir pembicaraan di Qatar, Axios melaporkan.
Pada hari Senin, media melaporkan bahwa delegasi Israel yang dipimpin oleh kepala badan intelijen Mossad David Barnea tiba di Doha untuk melakukan pembicaraan tidak langsung dengan Hamas, yang dimediasi oleh perunding Qatar dan Mesir, mengenai gencatan senjata sementara di Gaza dan pembebasan sandera.
“Kedua belah pihak datang dengan sejumlah kompromi dan kemauan untuk bernegosiasi,” kata sumber itu.
Hingga saat ini, hanya kerangka negosiasi yang telah dibahas, namun kini rincian kemungkinan kesepakatan sedang dibahas. Proposal saat ini dapat mencakup gencatan senjata selama enam minggu di Gaza dan pembebasan 40 sandera, termasuk perempuan, tentara perempuan, laki-laki berusia di atas 50 tahun dan laki-laki dalam kondisi medis kritis, dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.
Para perunding Israel akan tinggal di Doha untuk melanjutkan perundingan terperinci yang sedang berlangsung, yang mungkin memakan waktu setidaknya dua minggu, kata seorang pejabat senior Israel.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Gaza dan melanggar perbatasan, menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 240 lainnya.
Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina dengan tujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera. Lebih dari 31.700 orang telah terbunuh sejauh ini di Jalur Gaza, kata pemerintah setempat. (ahmad)