Tapi yang perlu dilakukan MOI adalah bagaimana mensuport warga Palestina yang menderita di tengah himpitan blokade Israel begitu kuat. Masyarakat Palestina rentan, bantuan diberikan tak sampai. Karena banyak aturan dan tekanan yang dilakukan Israel.
Bahkan bantuan diberikan bukan cuma ormas MOI, lembaga maupun pemerintah sudah melakukannya. Tapi permasalahannya sejumlah bantuan itu tak bisa masuk dan hanya sampai di perbatasan.
“Dari lembaga saja sudah ada 1.000 kontainer yang menunggu di perbatasan karena tak bisa masuk. Karena itu kita langsung berhubungan dari keluarga ke keluarga,” ujarnya.
Menurutnya, kalau pola hubungan kerjasama antar pemerintah ada pembatasannya. Namun hubungan keluarga bisa langsung dan berbeda. Nah, nantinya soal teknis lembaga charity punya cara.
“Tapi tak lewat pemerintah, langsung ke keluarga”.
Hubungan keluarga itu bukan sebatas bantuan saja, misalnya sekali waktu keluarga Palestina punya anak gadis yang cocok dinikahkan sama pemuda Indonesia.
“Dinikahkan saja jika ada kesepahaman, artinya ada hubungan antar keluarga,” katanya.