Pagoda kecil dibangun dua susun memiliki arti untuk mencapai kebahagiaan dunia, akhirat perlu hubungan dengan Allah dan sesama makhluk hidup, baik manusia maupun mahluk hidup lain.
Ciri bangunan budaya Tionghoa tampak pada sudut atap berwarna merah, dan sejumlah ornamen yang menunjukkan sosok mendiang Tjia Kang Ho sebagai keturunan China.
Sementara ciri bangunan Betawi terlihat dari gigi balang atau bagian yang ada pada tepi atap rumah-rumah masyarakat Betawi berbentuk segitiga dan bulatan, ornamen itu dipasang pada lisplang.
“Kebetulan mayoritas di sini mayoritas hampir 70 persennya etnis Tionghoa beragama Konghucu. Masjid ini saling berdampingan antara masyarakat non muslim lainnya,” tukas Wildan.
Kendati berada di tengah mayoritas etnis Tionghoa yang menganut Konghucu, sejak awal pembangunan Masjid Tjia Kang Ho hingga kini mencapai tahap 80 persen tidak ada pernah terjadi masalah.
Justru warga di RW 07 Pekayon sepenuhnya mendukung pembangunan dan kegiatan Masjid Tjia Kang Ho, seluruh warga hidup rukun dan guyub menghormati perbedaan.