IPOL.ID – Ngabuburit atau jalan-jalan sambil menunggu bedug adzan magrib, ternyata tidak harus dilakukan dengan cara berjalan-jalan atau mengendarai kendaraan bermotor keliling kampung. Namun asyik juga dengan berjalan mengelilingi kios batu cincin di Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur.
Salah satunya dilakukan oleh Babay, 54, warga asal Klender, Duren Sawit. Dia memilih ngabuburit dengan mendatangi pusat penjualan batu cincin terbesar di Asia Tenggara ini. Alasannya untuk mencari batu cincin sekaligus mencuci ring batu cincin lamanya menggunakan cairan chrome. Ia mengaku suka mengoleksi batu akik asli Garut.
“Saya suka sekali batu akik asli Garut. Karena warnanya yang khas dan sepertinya membawa ketenangan tersendiri. Kesannya itu menjadi percaya diri dan berwibawa,” tutur Babay di Pasar Rawa Bening Jatinegara, Selasa (19/3).
Menurut dia, batu akik di Pasar Rawa Bening ini harganya bervariasi, mulai dari yang termurah Rp50 ribu hingga Rp150 juta pun ada di sini. Namun sebagai warga yang ekonominya biasa, dia hanya sanggup membeli batu akik yang harganya terjangkau.
“Kesini ya sekalian mencuci cincin lama dengan chrome. Biaya mencuci cincin juga bervariasi, sekitar Rp25-50 ribu, tergantung dari banyak variasinya,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Pasar Rawa Bening, Ahmad Subhan mengatakan, selama bulan Ramadan memang ada peningkatan pengunjung dibanding hari biasa. Jika hari biasa pengunjung sekitar 150 orang per hari maka saat Ramadan justru meningkat menjadi sekitar 200 orang. Pengunjung kebanyakan datang mulai jam 14.00-17.00 WIB.
“Apalagi kalau hari Sabtu dan Minggu, itu banyak yang datang. Termasuk turis asal Korea. Mereka banyak belanja batu cincin disini karena banyak jenis dan variannya, harganya pun relatif murah,” tukas Subhan.
Menurutnya, jenis batu cincin yang banyak dicari orang, di antaranya bacan, solar, pirus, rubi dan jenis lainnya. Termasuk turis asal Korea, ternyata juga gemar mengoleksi batu bacan. Padahal harganya juga bervariasi, mulai dari Rp300 ribu hingga Rp150 juta.
Dari hasil pengamatannya di lokasi, warga juga banyak yang datang hanya untuk mencuci cincinnya menggunakan chrome. Alasannya sederhana, agar saat mudik ke kampung halamannya saat Lebaran Idul Fitri nanti, batu cincin yang dikenakannya terlihat mewah.
“Kan ngabuburit bisa sambil berburu batu akik incaran, bisa juga cuci batu cincin biar kinclong lagi buat dipakai lebaran Idul Fitri,” pungkas Subhan. (Joesvicar Iqbal)