Pemandangan itu mengganggu batinnya.
Pengalaman itu seolah begitu sepele. Namun tidak untuk Edi. Hal kecil itu malah membuatnya semakin ingin mendalami Islam secara utuh. Setelah kejadian itu, Edi merasa jalannya untuk memperdalam pengetahuan soal Islam dan dakwah seolah begitu terbuka
Proses mendekatkan diri pada Tuhan ini disadarinya sempat membuat pertentangan batin. “Bukan gue bersih banget, enggak, tetap kontradiksi, saat gue lakukan dilarang agama itu tetap gak enjoy. Tetap bertentangan kenapa gue gini, kenapa gua lakukan ini. Tapi di luar saya lihat temen yang buat melanggar, gue juga enggak yakin dia enjoy,” jelasnya.
Perubahan yang dialaminya kini tentu membuat banyak orang terkaget-kaget. Tak cuma keluarga, beberapa teman pun menjauhi. Namun Edi yakin semua ini sebagai resiko. Dia tetap memilih apa yang telah dipilih sebagai pendakwah.
“Ada (yang menjauh) tapi enggak banyak, saya sudah siap dengan risiko dibenci. Kalau kaget ada, keluarga bilang enggak boleh saya berjenggot, istilahnya Islam yang biasa, tapi saya bilang Islam yang biasa itu bagaimana. Intinya mereka bilang boleh berjenggot tapi jangan panjang-panjang,” papar Edi tersenyum.