IPOL.ID – Didot Alfiansyah dan Devara Putri tersangka pembunuhan berencana sempat berupaya mengelabui pihak keluarga Indriana Dewi Eka Saputri, 23, setelah melakukan eksekusi terhadap korban tersebut.
Kuat diduga kedua tersangka mengambil alih handphone korban untuk membalas pesan WhatsApp pihak keluarga sehingga Indriana seakan-akan masih hidup usai dibunuh di kawasan Bukit Pelangi, Bogor, Jawa Barat.
Berdasarkan keterangan pihak keluarga, handphone Indriana masih dalam keadaan aktif setelah dibunuh pada Selasa (20/2) oleh Didot, Devara, dan pembunuh bayaran berinisial MR.
Hal ini membuat kedua orangtua korban, Mohamad Roi, 55, dan Endang Tatik, 54, warga RT 06/RW 14, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, awalnya tak percaya Indriana dibunuh.
“Handphone aktif dan masih bisa merespon chat WhatsApp dari Ibunya. Hanya saja tidak selalu aktif, seperti biasa,” ujar Ketua RT 06/RW 14, Eko Sudiyanto di Jatinegara, Senin (4/3).
Lantaran handphone aktif dan masih dapat merespon pesan WhatsApp, pihak orangtua korban beranggapan bahwa Indriana masih berlibur di kawasan Puncak, Bogor.
Karena saat terakhir meninggalkan rumah, perempuan yang bekerja sebagai marketing satu perusahaan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tersebut menyampaikan hendak berlibur selama dua hari.
Namun kakak laki-laki Indriana sempat merasa curiga saat melihat tutur kata dalam pesan WhatsApp yang dikirim ke sang ibunda berbeda dengan kebiasaan korban saat menulis.
Terlebih Indriana selalu menolak panggilan dan hanya merespon pesan chat WhatsApp, berbeda dengan kebiasaan korban yang semasa hidup tak pernah mengabaikan panggilan orangtua.
“Kakaknya sempat curiga karena melihat isi chat WhatsApp bahasanya bukan bahasa Indriana. Tapi tetap ibunya positive thinking bahwa Indriana masih ada, lagi liburan,” kata Eko.
Bahkan pada Senin (26/2) malam lalu, orangtua korban mendapat paket makanan berupa sate yang diantar ke unit kontrakan mereka melalui seorang pengemudi ojek online (Ojol).
Beberapa saat paket makanan diterima, Ibu korban mendapat pesan WhatsApp yang dikirim menggunakan nomor handphone Indriana berisikan permintaan agar segera menyantap hidangan.
Mereka tak menyangka Indriana sudah meninggal lalu jasadnya dibuang dalam keadaan terbungkus selimut ke Kota Banjar, Jawa Barat untuk menghilangkan jejak oleh Didot, Devara, dan MR.
Nomor WhatsApp Indriana pun masih aktif usai mendapat kabar duka dari personel Ditreskrimum Polda Jawa Barat dan diminta datang ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjar untuk proses identifikasi jenazah.
“Saya enggak tahu sejauh mana komunikasi itu. Pokoknya sampai keluarga korban diminta datang ke RSUD Banjar itu masih merespon pesan WhatsApp. Polisi juga mengarahkan balas saja,” ungkap Eko.
Beruntung tak lama pihak keluarga memberi keterangan terkait kronologis Indriana meninggalkan rumah, ketiga pelaku diringkus tim gabungan Polda Jawa Barat dan Polda Metro Jaya.
Berdasar hasil penyidikan usai membunuh korban para pelaku menjual barang-barang milik korban sehingga ketiganya dijerat Pasal berlapis, yaitu Pasal 340 KUHP, 338 KUHP, dan 365 KUHP ayat 4.
“Informasinya Polda Metro juga membantu karena ada pelaku diamankan di Jakarta. Karena yang datang ke sini kasih tahu kabar penangkapan dari Polda Metro dan Polda Jawa Barat,” tukas Eko.
Sementara, Ibunda korban Indriana yakni Endang Tatik mengatakan, sebelumnya keluarga tidak ada firasat buruk sama sekali bahkan setelah Indriana izin pergi meninggalkan rumah saat itu.
“Tidak ada firasat (buruk) sama sekali ketika itu dan seperti biasa saja,” ujar Endang. (Joesvicar Iqbal)