Merry Sri Widyarti Kusumaryani, peneliti dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengatakan pergeseran aspek sosial ekonomi dalam masyarakat merupakan faktor yang paling mempengaruhi usia perkawinan pertama. Katanya, “Tingkat ekonomi kita membaik, sekarang sudah masuk kelas menengah, bukan kelas bawah. Seiring dengan itu, berbagai fasilitas semakin tersedia. Sekolah misalnya, sekarang sudah jauh lebih banyak dibandingkan dengan dulu.”
Kesempatan kerja yang sekarang jauh lebih terbuka di Indonesia, termasuk untuk kaum perempuan, membuat kaum muda tidak ingin cepat-cepat menikah, lanjutnya.
Diva Devina, 24 tahun, bekerja di bidang kehumasan (public relations). Ia memaklumi tren penurunan angka pernikahan yang terungkap dari laporan BPS. Dari keterpaparan generasi muda yang besar dengan media sosial dan internet, situasi dalam kehidupan perkawinan dari influencer, orang-orang yang dikenal, atau para artis, memang menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran. Berdasarkan apa yang dilihat di Internet atau media sosial, lanjut Diva, ternyata pernikahan itu tidak sebaik ekspektasi mereka.