IPOL.ID – Jajaran Pemkot Administrasi Jakarta Timur menginstruksikan jajarannya melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tengah mencapai ratusan kasus.
Wali Kota Jakarta Timur, M Anwar meminta seluruh jajarannya di kelurahan dan kecamatan aktif turun ke permukaan warga guna melakukan PSN minimal dua kali dalam satu pekan.
Termasuk menyosialisasikan 3M yaitu menguras, dan menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas berinisial jadi tempat penampungan air, serta penanganan plus lainnya.
“Aparatur kelurahan dan kecamatan harus melakukan PSN-3M Plus. Ini untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat,” jelas Anwar di Jakarta Timur, Selasa (30/4).
Dalam upaya pencegahan DBD, Anwar berpesan, masyarakat diimbau aktif dengan menjadi juru pemantau jentik nyamuk (Jumantik) mandiri di rumahnya masing-masing.
Upaya ini perlu dilakukan karena DBD merupakan penyakit endemik yang selalu muncul, terlebih dalam beberapa waktu terakhir jumlah kasusnya di DKI Jakarta meningkat signifikan.
Berdasarkan data sementara Sudin Kesehatan Jakarta Timur, jumlah kasus DBD di Kecamatan Cakung sebanyak 239 kasus, Pasar Rebo 187 kasus, Matraman 121 kasus, Pulogadung 114 kasus.
Kemudian Kecamatan Ciracas 165 kasus, Cipayung sebanyak 131 kasus, Kramat Jati tercatat 151 kasus, Makasar 56 kasus, Duren Sawit 105 kasus, dan Jatinegara 50 kasus DBD.
“Untuk menekan kasus DBD kita lakukan PSN 3M plus. Setiap kegiatan kita kerahkan dua hingga tiga petugas kesehatan,” tutur Plt Kasudin Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Mefendy.
Merujuk data sementara incindence rate atau angka kesakitan DBD di Jakarta Timur bukan yang tertinggi di DKI Jakarta, namun jumlah kasus secara kumulatif masih termasuk tinggi.
Sementara itu, Camat Cakung, Fajar Eko Satrio mengatakan, tingginya angka DBD di wilayahnya karena kesalahan saat proses pendataan ketika pasien sudah sembuh kembali didata sebagai pasien sakit.
“Kita tingkatkan PSN3M sepekan tiga kali. Kemudian akan dilakukan fogging (pengasapan) jika hasil penyelidikan epidemiologi positif (ditemukan jentik nyamuk),” pungkas Fajar. (Joesvicar Iqbal)