IPOL.ID – Kenaikan harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, sampai menyentuh Rp70 ribu per kilogram setelah Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah menjadi persoalan.
Agen bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, David menyebutkan, adanya kenaikan dipicu banyaknya petani-petani di sejumlah daerah penghasil yang mengalami gagal panen.
“Informasinya ada gagal panen karena musim banjir kemarin, memang karena cuaca jadi pasokannya kurang,” ungkap David pada awak media di Pasar Induk Kramat Jati, pada Rabu (17/4).
Dia mencontohkan suplai bawang merah ke kiosnya di Pasar Induk Kramat Jati yang biasanya dibawa menggunakan lima truk kini hanya satu atau dua truk saja dalam satu hari.
Minimnya ketersediaan barang yang tidak sebanding dengan kebutuhan pasar ini mengakibatkan harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati melonjak setelah masyarakat merayakan Idul Fitri 1445 Hijriah.
Kini di kiosnya David menjual bawang merah seharga Rp60 ribu per kilogram, sehingga pada tingkat pedagang pengecer di Pasar Induk Kramat Jati harga naik menjadi Rp70 ribu per kilogram.
“Kalau barang kurang kan pasti harga naik. Sebelum lebaran sudah naik, tapi setelah lebaran lebih naik lagi. Sebelum lebaran naik jadi Rp50 ribu, sekarang sudah Rp60 ribu per kilogram,” ujarnya.
David menambahkan, akibat kenaikan harga bawang merah ini banyak pedagang eceran langganannya di Pasar Induk Kramat Jati yang terpaksa mengurangi jumlah belanja.
Selain karena kenaikannya harga, para pedagang eceran di Pasar Induk Kramat Jati mengurangi jumlah belanja karena daya beli masyarakat usai harga raya Idul Fitri cenderung menurun.
“Waktu awal naik karena suasana lebaran pembeli tetap ada, tapi sekarang pembeli pasti mengurangi. Biasanya pengecer di sini beli 10 karung, setelah harga naik cuman beli lima karung,” pungkasnya. (Joesvicar Iqbal)