IPOL.ID – Tujuh jenazah korban kebakaran pada toko figura di Jalan Mampang Prapatan Raya, No. 31-32, Kelurahan/Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, sulit diidentifikasi. Karena adanya luka bakar pada seluruh tubuh hingga tulang.
Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto menjelaskan, identifikasi secara medis sulit dilakukan karena luka bakar yang diderita ketujuh korban termasuk berat.
Dari hasil pemeriksaan tim dokter forensik ketujuh korban menderita luka bakar dengan tingkat 90 persen, dan grade atau derajat kedalaman luka bakar diderita pada tingkat empat.
“Gradenya empat, artinya sulit untuk diidentifikasi. Jadi kita nanti mengandalkan (pencocokan data pembanding sampel) DNA,” ujar Hariyanto di Jakarta Timur, Jumat (19/4).
Secara medis terdapat empat klasifikasi tingkat derajat kedalaman luka bakar yang dialami pada tubuh, yaitu luka bakar derajat satu, dua, tiga, dan derajat empat.
Luka bakar derajat satu secara medis termasuk kategori ringan, contoh kasusnya ketika seseorang terkena siraman air panas selama beberapa saat yang mengakibatkan kulit kemerahan.
Luka bakar derajat dua secara medis dapat mengakibatkan kulit melepuh, untuk luka bakar pada derajat tiga dapat mengakibatkan luka hingga jaringan bawah kulit.
Kemudian luka bakar derajat empat sudah menembus lapisan kulit dan jaringan di bawahnya, bahkan tingkat kedalaman lukanya dapat mencapai mencapai otot dan tulang.
“Jadi grade luka bakar itu kan kedalamannya. Kalau luka bakar tingkat satu hanya kemerahan di kulit ari, grade empat (luka bakar dialami) sampai tulang,” papar Hariyanto.
Kendati luka bakar diderita berat, sambung Hariyanto memastikan pihaknya akan melakukan upaya maksimal untuk mengidentifikasi ketujuh jenazah agar dapat segera diserahkan kepada keluarga.
Ketujuh jenazah diidentifikasi menggunakan metode Disaster Victim Identification (DVI) melalui pencocokan data antemortem dari keluarga korban dengan postmortem dari jenazah.
Ada tiga parameter dalam proses identifikasi yakni sidik jari, gigi, dan DNA karena pada ketiganya terdapat karakteristik khusus untuk yang dapat mengidentifikasi seseorang.
“Kita maksimalkan untuk identifikasi medis, properti, sidik jari, gigi, DNA. Sekarang sedang proses pemeriksaan data-data yang kita kumpulkan. Semoga tidak menunggu lama,” jelas Hariyanto.
Sebelumnya diberitakan, peristiwa kebakaran melanda Rumah Tinggal dan Toko Saudara Frame (Ruko) penjual bingkai di Jalan Mampang Prapatan Raya, No. 31-32, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (18/4) malam. Kuat diduga kebakaran dipicu karena ledakan kompresor.
Awal kejadian kebakaran ruko frame itu, terdengar ledakan saat salah satu karyawan menyemprotkan bensin ke kayu ring kemudian percikan api muncul hingga api membesar. Kuat dugaan api menyambar thinner dan bahan frame lainnya yang banyak terbuat dari kayu.
“Saksi 1 selaku karyawan menerangkan pada saat saksi bekerja di basement korban atas nama Suwandi menyemprotkan cairan berupa bensin ke kayu ring dekat kompresor karena ingin mengusir rayap, dan ada salah satu karyawan yang juga sedang membetulkan kompresor. Tiba-tiba ada percikan api mengenai area yang terkena bensin kemudian api menyambar dan membesar,” ujar Kapolsek Mampang Prapatan, Kompol David Kanitero kepada wartawan, Jumat (19/4).
Kapolsek Mampang menyebutkan, dalam kejadian itu tujuh korban meninggal dunia ditemukan dalam satu ruangan di lantai 2 ruko tersebut. Selain mengakibatkan tujuh orang meninggal, pada kebakaran Toko Saudara Frame dan Galery juga lima korban lainnya mengalami luka-luka bakar.. (Joesvicar Iqbal)