Israel menyebut Rafah adalah benteng terakhir Hamas. Amerika Serikat mengatakan mereka menentang invasi Rafah kecuali Israel memberikan rencana yang “kredibel” untuk melindungi warga sipil di sana.
Lebih dari satu juta orang di Rafah berkumpul di tenda dan apartemen yang penuh sesak setelah melarikan diri dari serangan militer Israel di wilayah lain di Gaza. Perang di wilayah tersebut telah memaksa sekitar 80% dari 2,3 juta penduduknya meninggalkan rumah mereka dan menyebabkan kehancuran besar di beberapa kota.
Jumlah korban tewas di Gaza telah melonjak menjadi lebih dari 34.500 orang, menurut pejabat kesehatan setempat.
Badan-badan bantuan telah memperingatkan bahwa serangan akan memperburuk bencana kemanusiaan di Gaza dan menyebabkan lebih banyak kematian warga sipil dalam kampanye Israel yang dalam hampir tujuh bulan telah menewaskan 34.000 orang dan menghancurkan wilayah tersebut.
Presiden AS Joe Biden berbicara pada hari Senin dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menegaskan kembali kekhawatiran AS mengenai invasi ke Rafah. Biden mengatakan bahwa gencatan senjata dengan Hamas adalah cara terbaik untuk melindungi nyawa sandera Israel yang ditahan di Gaza, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional yang tidak mau disebutkan namanya ketika membahas seruan tersebut sebelum pernyataan resmi Gedung Putih dirilis. (ahmad)