Pria Surabaya yang Teror Teman SMP Selama 10 Tahun Ditangkap

IPOL.ID – Pria di Surabaya berinisial AP ditangkap oleh jajaran Siber Ditreskrimsus Polda Jawa Timur. Dia diduga telah meneroror wanita yang merupakan teman sekolahnya selama 10 tahun.

“Setelah menerima laporan kami mengambil keterangan klarifikasi dari korban. Dan kami profiling terduga dan kami melakukan penjemputan,” kata Kasubdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Charles P Tampubolon, Sabtu (18/5).

Kejadian teror ini dialami Nimas Sabella (NS), perempuan asal Surabaya. Kisahnya jadi trending topic di X atau Twitter setelah mengaku mendapatkan kejadian yang tidak enak dari seorang pria, AP.

Ia mengungkapkan berbagai teror hingga pelecehan itu, karena AP terobsesi kepada dirinya.

Gangguan yang dialami NS bermula saat dia memberi uang Rp5 ribu kepada AP karena melihatnya jarang jajan di kantin, saat keduanya masih bersekolah di SMPN 34 Surabaya.

AP merupakan orang yang pendiam dan tak banyak bergaul. Saat teman-temannya ke kantin untuk jajan, AP hanya diam tak ikut karena tak memiliki uang.

NS lalu merasa iba dan memberikan yang Rp5 ribu ke AP agar bisa jajan ke kantin. Namun, kebaikan NS itu disalahartikan oleh AP. 

“Banyak yang tanya berawal dari apa? singkatnya gini. Adi itu anak pendiam, GAK PUNYA TEMAN BLAS & jarang ke kantin. Suatu hari aku tanya “Di, gak ke kantin a?” dia jwb “Gak nim gak sangu.” aku kasih 5 ribu buat dia makan” tulis Nimas di akun X miliknya.

Setelah memberikan uang Rp5 ribu, NS merasa dirinya seakan mendapat neraka selama 10 tahun karena teror yang dilakukan AP.

“AKU CUMA KASIH KAMU UANG 5000 DI, KAMU KASIH AKU NERAKA 10 TAHUN,” lanjut Nimas.

NS mengatakan, ada 400 akun Instagram dan Twitter milik AP yang diblokir lantaran kerap inbox dirinya dengan mengirim foto-foto kelaminnya.

Dalam sehari pelaku bahkan mengirim 3 foto kelamin. Bukan itu saja, AP pernah mendatangi rumah NS dan berdiri di jalanan rumahnya pada dini hari hingga subuh. Pelaku saat itu buang surat cinta dan jam tangan rusak ke rumah NS.

Korban kemudian melaporkan AP ke polisi kerena dirinya merasa diancam diganggu. (Vinolla)