Pun berdasar keterangan karyawati Syafrin, korban kerap terlibat cekcok keluarga dengan KS karena KS diduga mengambil uang milik korban dalam jumlah banyak.
“Keterangan warga yang melihat di malam itu hanya kakaknya saja (KS), adik perempuannya enggak terlihat. Sesudah malam itu almarhum enggak terlihat, enggak jualan,” kata Komarudin.
Baru pada Jumat (21/6/2024) sekitar pukul 23.00 WIB, saat jasad Syafrin ditemukan dalam keadaan mengalami dua luka tusuk di pinggang, dan luka robek di telapak tangan warga mulai curiga.
Ketika itu ditemukan rolling door kios dalam keadaan terkunci menggunakan gembok dari sisi luar, dan jasad korban dalam keadaan terlentang di atas kasur.
Menurut warga, kios hampir tidak pernah digembok dari luar, karena Syafrin diketahui kerap bermalam di kios meski secara domisili masih tercatat warga Jakarta Selatan.
“Biasanya toko enggak pernah digembok dari luar, karena toko itu jarang ditinggal. 24 jam ada di situ terus. Bukanya kan sore jam 16.00 WIB, tutup jam 23.00 WIB atau 00.00 WIB,” jelas Komarudin.