IPOL.ID-Kelompok perlawanan Palestina Hamas dan Jihad Islam serta Pemerintah Otoritas Palestina menyambut baik diadopsinya resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung proposal gencatan senjata di Gaza.
Resolusi itu didukung oleh 14 negara anggota Dewan Keamanan, sementara satu negara yakni Rusia abstain.
Hamas menyatakan siap bekerja sama dengan mediator dalam melaksanakan prinsip-prinsip rencana tersebut.
Kelompok perlawanan yang berkuasa di Jalur Gaza itu menyambut baik isi resolusi yang menegaskan gencatan senjata permanen di Gaza, penarikan penuh pasukan Israel, pertukaran tahanan, pemulangan pengungsi ke wilayah tempat tinggal mereka, hingga rekonstruksi.
Selain itu, Hamas juga menolak perubahan atau pengurangan demografi di wilayah Gaza serta mendukung pengiriman bantuan yang diperlukan kepada penduduknya.
Secara terpisah, Jihad Islam juga merespons positif poin-poin dalam resolusi, terutama dalam hal membuka pintu untuk mencapai penghentian agresi secara menyeluruh dan penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Di Tepi Barat, Pemerintah Otoritas Palestina, rival politik Hamas, juga menyambut baik resolusi tersebut. Kepresidenan Palestina setuju dengan resolusi apa pun yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza serta menjaga kesatuan tanah Palestina.
Presiden AS Joe Biden akhir bulan lalu mengumumkan gencatan senjata tiga fase di Gaza yang pada akhirnya mengarah pada berakhirnya perang secara permanen.
Fase pertama melibatkan gencatan senjata selama 6 pekan. Selama fase itu, seluruh pasukan Israel harus ditarik dari wilayah berpenduduk di Gaza. Selain itu Hamas akan membebaskan beberapa sandera, termasuk orang tua dan perempuan. Sebagai imbalannya, Israel juga membebaskan ratusan tahanan Palestina.
Pada tahap ini, semua warga Gaza yang mengungsi diperbolehkan pulang ke daerah masing-masing dan 600 truk bantuan kemanusiaan akan masuk Gaza setiap hari.
Fase kedua, Hamas dan Israel akan merundingkan persyaratan-persyaratan untuk menghentikan permusuhan secara permanen. Gencatan senjata pun akan diperpanjang selama perundingan berlanjut. Tak ada batasan waktu mengenai durasi fase ini.
Tahap ketiga mencakup rencana rekonstruksi besar-besaran di Gaza.
Namun para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Neanyahu, menegaskan tak akan mengakhiri perang sampai Hamas dilenyapkan.(bam)