IPOL.ID – Sedikitnya 210 orang Palestina tewas dan lebih dari 400 orang lagi cedera dalam serangan udara Israel pada Sabtu (8/6) di Jalur Gaza tengah, sementara pasukan Israel menyelamatkan empat sandera di daerah yang sama.
Khalil Al-Dakran, Direktur Rumah Sakit Al-Aqsha di Deir Al-Balah di Gaza tengah, mengatakan kepada Xinhua bahwa sejumlah besar orang Palestina yang cedera dikirim ke rumah sakit tersebut akibat pengeboman Israel yang gencar di kamp Nuseirat dan Kota Deir Al-Balah, dan sebagian di antara mereka telah dikonfirmasi tewas.
Warga Palestina yang terluka masih terus dikirim masuk, membuat rumah sakit kewalahan di tengah kekurangan tempat tidur, obat-obatan, bahan medis habis pakai dan bahan bakar untuk menjalankan generator darurat utama, kata Al-Dakran.
Saksi mata Palestina mengatakan kepada Xinhua bahwa pesawat Israel menyasar daerah tersebut dengan tembakan intensif, dan tim pertahanan sipil setempat serta ambulans tak mampu menjangkau beberapa orang yang terluka pada waktunya.
Asap mengepul dari seluruh bagian pusat Gaza di tengah pemboman udara dan artileri yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menyasar daerah tersebut, menurut sumber lokal dan saksi mata.
Sumber-sumber keamanan Palestina mengatakan bentrokan mematikan terjadi di lapangan antara militan Palestina dan pasukan Israel yang menyerbu kamp Nuseirat di bawah perlindungan artileri dan pemboman udara. Pasukan Israel menarik diri, menyebabkan beberapa militan terbunuh.
Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan Israel menargetkan anak-anak dan perempuan, dan menekankan bahwa rakyat Palestina “tidak akan menyerah, dan perlawanan akan terus mempertahankan hak-hak mereka.”
Juru bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeina mengatakan bahwa serangan terhadap kamp Nuseirat merupakan kelanjutan dari perang “genosida” terhadap rakyat Palestina, di mana pemerintah Amerika harus bertanggung jawab penuh.
“Perang ini akan menghancurkan segalanya dan mendorong segala sesuatunya ke tahap berbahaya yang tidak akan mencapai keamanan atau perdamaian bagi siapa pun,” kata Abu Rudeina dalam sebuah pernyataan pers yang diterbitkan oleh kantor berita Palestina, WAFA.
Dia meminta Dewan Keamanan PBB dan masyarakat internasional untuk menghentikan perang berdarah di Gaza.
Tentara, polisi, dan badan intelijen Israel, Shin Bet, mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa pesawat tempur mereka telah menyerang struktur teroris di wilayah tersebut dan membebaskan empat sandera Israel.
Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa orang-orang yang diculik tersebut diselamatkan hidup-hidup oleh para pejuang Shin Bet dan Unit Polisi Khusus dari dua daerah terpisah di jantung kota Nuseirat.
“Personel yang diselamatkan telah dipindahkan ke Rumah Sakit Tel Hashomer di Israel untuk pemeriksaan medis,” katanya.
Jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel yang sedang berlangsung di daerah kantong tersebut telah meningkat menjadi 36.801, dengan 83.680 orang terluka, demikian informasi terbaru dari otoritas kesehatan Gaza pada Sabtu.
Tentara Israel telah melakukan serangan berskala besar di Gaza sejak 7 Oktober 2023, setelah Hamas melakukan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota-kota Israel yang berdekatan dengan jalur tersebut, di mana sekitar 1.200 orang terbunuh dan sekitar 250 orang lainnya disandera.
Setelah pembebasan keempatnya, 120 sandera Israel masih berada di Jalur Gaza, dengan 43 orang di antaranya dianggap oleh Israel telah meninggal dunia. (far)