Terlebih lagi Indonesia punya visi keluar dari middle income trap dalam 20 tahun mendatang. Sehingga target-target pemerintah ke depan harus sinkron dengan visi tersebut.
“Target pemerintah 5,1% sampai 5,5% ya. Kalau menurut saya kira-kira 5,3%. Itu kurang lebih mirip 2022 ya,” ujar Faisal, mengutip laman Kemenkeu, Senin (10/6/2024).
Perbedaanya lanjut Faisal jika di tahun 2022 ekonomi domestik tumbuh signifikan hingga 5,3% dari yang sebelumnya hanya 5%, itu terjadi karena adanya dorongan faktor eksternal yakni commodity boom yang kemudian berdampak pada surplus perdagangan dan surplus APBN. Namun, saat ini harga komoditas telah termoderasi atau bahkan menurun. Jadi pertumbuhan ekonomi tak lagi dapat mengandalkan booming komoditas.
Tantangan selanjutnya adalah konflik geopolitik yang meskipun probabilitasnya kecil namun begitu terjadi akan menimbulkan efek rambatan yang besar.
Sementara itu, dari sisi internal Faisal menyoroti adanya perlambatan konsumsi khususnya di kalangan kelas menengah. Baik dilihat dari indeks penjualan retail, penjualan properti, durable goods seperti kendaraan bermotor, hingga barang-barang lainnya.