IPOL.ID – Sejumlah pedagang pecinta batu mulia yang tergabung dalam Asosiasi Kecubung Amethyst Indonesia (AKAMI) terus mengenalkan batu Amethyst yang menawarkan berbagai keindahan bagi pemakainya.
Batu kecubung Amethyst ada yang bilang dikaitkan dengan mistis bisa memikat perempuan cantik, meningkatkan rejeki, keberuntungan, kekayaan. Harmonis dalam keluarga, meningkatkan karier bekerja, penglaris, hingga menenangkan hati.
Menurut Ketua Asosiasi Kecubung Amethyst Indonesia (AKAMI), Chaerullah, 41, bahwa dari sudut pandangnya batu Amethyst sebagai pemikat itu hanya mitos. Zaman dahulu batu kecubung Amethyst dipakai oleh para raja dan permaisuri/isteri raja serta keturunan para raja.
Karena keindahan warna dimiliki Amethyst lebih banyak diminati permaisuri para raja yang suka dengan warna ungu.
“Sebenarnya bukan Amethystnya itu menarik atau memikat isteri raja, tapi isteri rajanya senang pakai batu warna ungu (Amethyst) sebagai perhiasan para permaisuri raja, Amethyst itu melekat pada mahkota, kalung, gelang, bros dan perhiasan lainnya,” kata Chaerullah usai acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1 AKAMI di Cipinang Cempedak I, Jatinegara, Senin (15/7/2024).
Namun kini, dijelaskan Chaerullah, batu mulia Amethyst dapat dipakai untuk semua kalangan. Amethyst lebih terkenal karena depositnya lebih banyak di dunia, dibandingkan batu permata lainnya.
“Dibilang Amethyst itu mahal dan murah, ya balik lagi dari kualitas batu Amethystnya,” ujar Chaerullah.
Lebih jauh, diutarakannya, AKAMI sendiri dalam hal ini akan terus mengenalkan batu mulia Amethyst kepada para pecinta batu mulia, dan masyarakat luas.
Nah, berkenaan dalam rangka HUT ke-1 AKAMI pada (14/7/2024) akhir pekan kemarin. AKAMI menggelar kontes batu Amethyst di kawasan Jatinegara, dalam kegiatan sesi pertama diwarnai kontes batu kecubung Amethyst dari lima kelas yaitu purple, light purple, sarsaparilla, purpeliest dan blue purple.
Kelasnya terbagi menjadi empat kategori, ukuran baby small (10-15 mili), small (15,01 mili-18 mili), medium (18,01 mili) dan larger (24 mili ke atas).
“Untuk kelas yang dikonteskan itu ada sekitar 50 orang peserta yang berasal dari Bandung, Lampung, Tangerang dan DKI Jakarta,” ungkapnya.
Kemudian pada sesi ke dua, juga diadakan kontes batu bacan, garut dan kinyang, pesertanya diikuti dari pecinta batu asal Garut, Tasikmalaya, Bandung, Jakarta dan Bangka.
“Harapannya ke depan biar lebih semarak lagi, walaupun tidak seramai Tahun 2013. Paling tidak jangan sampai mati obor dunia perbatuan Amethyst ini,” tukasnya.
Karena salah satu kegiatan diadakan dapat mengangkat perekonomian dari satu hobi para pecinta batu mulia dan akik tersebut.
Saat mengikuti kontes itu para peserta wajib memenuhi persyaratan seperti peserta diwajibkan memberikan memo untuk mengetahui keaslian batu yang dikonteskan. Lalu pendaftaran setiap peserta dikenakan biaya Rp200 ribu perbatu.
“Kami juga siapkan gemologis untuk standby, jika ada batu yang diindikasi mencurigakan batu itu treatment, hydro thermal atau sintetis bisa langsung diperiksa oleh gemologis di tempat”.
Kegiatan kontes batu Amethyst serupa sebelumnya sudah sering diadakan, namun kali ini AKAMI mengadakannya lebih meriah lagi. Kali ini penilaian batu dilakukan oleh 3 juri utama dan dua juri administrasi. AKAMI pun netral dalam melakukan penilaian batu yang dikonteskan para peserta.
Para juri melakukan penilaian batu para peserta untuk memperebutkan juara 1, 2 dan 3 serta juara King of Amethyst. Dalam kontes tersebut juara King of Amethyst diraih oleh Rendi Ekuandy.
“Kami netral dalam kontes batu Amethyst ini, panitia tidak boleh ikut kontes batu ini, apalagi pakai joki,” tandasnya.
Dia pun berharap, tidak muluk-muluk, batu kecubung Amethsyt dapat lebih banyak dikenal para pecinta batu mulia. Walaupun sudah lebih dikenal banyak orang yang menilai Amethyst dari warna pekatnya. Padahal Amethyst semi permata itu dinilai dari 4 C yaitu Clarity, Colour, Cutting dan Carat.
“Kembali lagi dilihat kualitasnya dan selera masing-masing,” ucap Chaerullah.
Rencananya ke depan AKAMI akan melakukan road show ke Bandar Lampung, Metro, dan Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, untuk mengenalkan Amethyst dan sebagai pengingat agar masyarakat akan selalu ingat dengan batu mulia Amethyst ini.
Sementara itu, Kepala Pasar Rawa Bening Jatinegara, Ahmad Subhan mengucapkan selamat kepada AKAMI yang kini menginjak usia ke-1 tahun. Semoga dengan adanya AKAMI perbatuan nusantara menjadi banyak peminatnya.
“Untuk peserta kontes saya ucapkan selamat telah mengikuti kontes batu kecubung, bacan, dan kinyang, semoga kontes ini membawa kebaikan khususnya perbatuan mulia di Indonesia dan Pasar Rawa Bening sebagai pusatnya perbatuan nusantara terbesar di Indonesia,” tutup Subhan.
Sebagai informasi, acara kontes batu Amethyst didukung oleh ACC Gems Lab Indonesia, dengan Gemologis Agustono Dwi Rachadi dan Log Indonesia, Gemologis Louis Nova. Turut hadir Kepala Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Ahmad Subhan.
Acara turut diramaikan oleh Papa Surabaya, Bacan Rockshow Jakarta, Asosiasi Kalimaya Indonesia Banten, Puspa Cakra, Komunitas Batu Blok M Square (Kombes), Akik Perjuangan Nasional Indonesia (APNI), dan komunitas batu mulia lainnya. (Joesvicar Iqbal)