IPOL.ID – Korban musibah tanah longsor di kawasan tambang rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo terus bertambah. Kejadian naas tersebut, telah mengakibatkan banyak korban.
Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mengungkapkan ratusan korban longsor di areal tambang emas rakyat tersebar di empat titik yang berbeda. “Total tercatat ada 131 orang korban atas peristiwa ini,” kata Direktur Operasi Basarnas Edy Prakoso dalam keterangan yang diterima di Jakarta, tadi malam (Selasa, 9/7/24).
Sejak hari pertama Minggu (7/7) hingga hari ketiga, kata dia, operasi SAR ini bergulir dari jumlah total tersebut ada sebanyak 58 orang korban yang berhasil dievakuasi oleh tim petugas SAR gabungan.
Posko utama operasi SAR di Desa Tulabolo Timur mencatat 23 orang dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia dan 73 orang selamat dengan luka ringan dan berat. “Masih ada 35 orang yang hilang dan dalam pencarian. Jumlah korban bersifat sementara dan dapat berubah jika ada laporan kembali dari warga,” kata dia yang saat ini berada di lokasi bencana.
Sebelumnya, Kepala Basarnas Kusrowo mengungkapkan bahwa pihaknya sedang berupaya mengerahkan alat berat guna memaksimalkan pencarian dan evakuasi korban. Di samping itu, helikopter tambahan. Saat ini tim SAR gabungan mengandalkan satu helikopter bantuan dari Polri.
Berdasarkan hasil pantauannya pada Selasa petang, akses dari posko menuju ke lokasi bencana berjarak puluhan kilometer di dalam hutan perbukitan atau setidaknya butuh waktu 4 jam sampai dengan 5 jam secara infanteri.
Menurut dia, waktu tempuh 1.009 personel SAR gabungan bisa lebih lama lagi bila hujan terus mengguyur, kondisi tanah yang labil, dan di beberapa titik harus melintasi jembatan sehingga membutuhkan helikopter untuk mengatasi kesulitan itu.
Kronologi Terjadinya Longsor
Informasi awal, tanah longsor terjadi pada Sabtu (6/7) sekitar pukul 23.45 WITA. Saat kejadian, sebagian korban sedang beristirahat dan tertidur di beberapa warung yang ada di lokasi tambang. Data awal menyebutkan jumlah korban sebanyak delapan orang, terdiri atas dua orang meninggal dunia, dua orang ditemukan selamat, dan empat orang masih dalam pencarian.
“Data sementara, dua orang yang meninggal dunia adalah seorang ibu berusia 40 tahun dan anaknya yang masih berusia empat tahun. Sementara ayahnya masih dalam pencarian. Mereka adalah warga Suwawa Timur,” tutur Komandan Regu Tim Alpa Basarnas Gorontalo, Salama.
Dikabarkan, Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mengerahkan kekuatan penuh tim petugas SAR gabungan untuk mencari para pekerja tambang emas yang masih hilang tertimbun longsor.
Direktur Operasi Basarnas Brigjend TNI Edy Prakoso mengatakan bahwa 17 orang penambang merupakan bagian dari total 33 orang korban tanah longsor pada areal tambang emas rakyat di Suawa Timur tersebut.
Edy Prakoso mengkonfirmasi bahwa dalam operasi SAR hari ke dua ini jumlah petugas gabungan yang dikerahkan ke lokasi total sebanyak 206 orang berikut dua unit alat berat, satu unit helikopter dan peralatan SAR lengkap.
Tim tersebut masing-masing terdiri dari personel Kantor SAR Gorontalo sebanyak 25 orang. Selebihnya merupakan tenaga bantuan dari personel Kepolisian Daerah Gorontalo, Korem Batalyon 173, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo, Kelompok Pencinta Alam dan seterusnya.
Berdasarkan laporan terkini dari Posko SAR Utama pada Senin 8 Juli 2024 siang, jumlah korban sudah bertambah dari delapan menjadi 11 orang yang meninggal dunia. Delapan di antaranya sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Gorontalo lalu beberapa sudah berada di rumah duka, dan 3 masih di lokasi longsor. (lumi)