IPOL.ID – Remaja berinisial MRR (23), korban penyekapan dan penyiksaan yang diduga dilakukan 30 orang di sebuah cafe di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, menderita luka berat.
Paman MRR, Yusman mengungkapkan, akibat penyekapan dan penyiksaan dialami sejak bulan Maret hingga Juni 2024 itu kini keponakannya MRR mengalami gangguan saraf dan kejiwaan.
Informasi ini diperoleh pihak keluarga usai melakukan Visum et Repertum di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit untuk keperluan alat bukti penyelidikan kasus yang dilaporkan.
“Efek dari benturan-benturan itu berimbas ke sarafnya dan kejiwaan. Kata dokter harus ada pengobatan lanjutan,” terang Yusman pada awak media di Duren Sawit, Senin (8/7).
Penyebabnya diduga karena saat kejadian MRR sempat dihantam tabung gas ukuran 3 kilogram pada bagian belakang kepala, dan juga mengalami sejumlah penganiayaan secara keji.
Di antaranya kepala MRR dilempar asbak hingga kulit kepalanya terkelupas, dan punggungnya dihantam kompor gas dua tungku, alat vitalnya ditaburi bubuk cabai lalu dibakar, dan penyiksaan lain.
“Dilempar asbak kepalanya sama pelaku, sampai rambutnya rontok, mungkin kulit kepalanya terkelupas bersamaan rambutnya,” beber Yusman.
Selain penyiksaan fisik MRR turut mengalami pelecehan seksual karena ditelanjangi lalu difoto, dan hasil dokumentasinya dijadikan bahan lelucon serupa meme oleh pelaku.
“Biasanya anak ini ceria, sekarang sering blank (bengong). Ketakutannya tinggi, melihat mobil-mobil (melintas) dianggapnya pelaku. Ketemu teman-temannya saja enggak mau,” tukasnya.
Merujuk keterangan tim dokter RSKD Duren Sawit yang menangani, ditambah paman korban, perlu waktu untuk pemulihan lebih lanjut hingga kejiwaan MRR dapat pulih total dari trauma.
Namun untuk sementara MRR yang masih tercatat sebagai mahasiswa itu kini menjalani rawat jalan untuk pemulihan fisik luka-luka diderita, dan pendampingan psikologis.
“Dokternya bilang butuh waktu lama untuk pengobatan jiwa,” terang dia.
Tak hanya gangguan saraf dan kejiawaan karena disekap dan disiksa selama tiga bulan, dari hasil pemeriksaan MRR juga mengalami luka fisik berat di bagian tulang ekor.
Pengacara MRR, Muhamad Normansyah menyebutkan, dari hasil pemeriksaan medis didapati bahwa tulang ekor MRR bengkok diduga akibat dipukul stick golf oleh pelaku saat dianiaya.
“Tulang buntutnya memar, bengkok. Karena dipukul stick golf di bagian badan, paha sama perut,” jelas Normansyah.
Sebelumnya, remaja berinisial MRR, 23, disekap dan dianiaya sejak bulan Maret hingga Juni 2024 lalu oleh seorang temannya berinisial H dan puluhan pelaku lain pada satu cafe di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Penyekapan dan penganiayaan itu dipicu karena korban tak mampu melunasi uang pembayaran penjualan mobil yang harusnya dibagi dengan sistem bagi hasil 60 dan 40 persen, antara H dan MRR.
Mulanya MRR berniat membayarkan uang hasil penjualan kepada H secara bertahap, namun H meminta uang dibayarkan dengan bunga sehingga dari awalnya Rp100 juta menjadi Rp300 juta.
Namun di saat MRR berupaya melakukan pembayaran utang pada Maret 2024 lalu H bersama teman-temannya justru menyekap dan melakukan penganiayaan secara bergantian.
Penyekapan dialami MRR baru berakhir pada 1 Juni 2024 saat pihak keluarga melakukan upaya negosiasi dengan pelaku untuk ‘menukar’ korban dengan ganti seorang kakak MRR.
Beruntung setelah upaya negosiasi dan dilakukan pihak keluarga, kakak MRR yang sempat disekap dapat dibebaskan, dan usai kejadian mereka bergegas melarikan diri dari rumah hingga melaporkan kasus ke Polsek Duren Sawit. (Joesvicar Iqbal)
Remaja Korban Penculikan dan Penyiksaan di Duren Sawit Alami Gangguan Saraf dan Kejiwaan
