Untuk mengantisipasi adanya praktek curang joki saat seleksi seperti temuan pada seleksi tahun sebelumnya, Azwar Anas menyebut telah memperketat sistem seleksi, di antaranya adalah penggunaan double face recognition saat mendaftar maupun proses seleksi.
“Karena seleksi sebelumnya, tahun lalu ada temuan joki dua tempat. Sekarang kita pakai double face recognition, pendaftaran dan pelaksanaan tes. Jadi saat masuk tes wajah beda, langsung sistem berhenti,” ujarnya.
Dalam rekrutmen seleksi tahun ini ada sebanyak 600 ribu formasi yang disediakan. Namun Azwar Anas menyebut hanya sebanyak 250 ribu formasi yang dioptimalkan oleh kementerian lembaga maupun pemerintah daerah. Selain itu, banyak usulan yang dicoret karena dinilai berpotensi tergantikan oleh teknologi.
“Ada sebanyak 600 ribu formasi, tidak termanfaatkan semuanya, tidak lebih 250 ribu. Selain itu banyak usulan, formasi yang tidak diizinkan, misalnya formasi teknis yang berpotensi tergantikan teknologi,” jelasnya.
Sementara untuk seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) menyeluruh, Azwar Anas menyebut bakal dilakukan dalam waktu dekat. Sebab, selain CPNS, pengadaan formasi untuk pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) juga akan segera dilakukan.