Di tengah getirnya kondisi perang, beberapa waktu lalu, Perdana Israel, Benjamin Netanyahu semakin membuat runyam konflik dengan mengklaim Tepi Barat yang notabene wilayah kedaulatan Palestina sebagai Tanah Air mereka. Suatu realitas yang bisa semakin memperkeruh konflik dan stabilitas kawasan. Melihat kondisi pelik ini, penulis kemudian bertanya, masihkah ada masa depan perdamaian Israel-Hamas? Masihkah ada asa Timur Tengah menjadi kawasan yang stabil? mau dibawa konflik Hamas-Israel?
Penulis sangat ragu harapan-harapan baik di atas dapat terwujud. Hal ini sangat beralasan karena faktanya masing-masing pihak yang terlibat konflik memiliki dendam dan kepentingan politik yang sangat mendalam. Iran misalnya, negeri ini merasa sangat sakit hati dengan kebiadaban Israel menindas bangsa Palestina di mana negeri Yahudi tersebut tidak mau tebang pilih dalam menghabisi warga Palestna. Mau rakyat biasa atau pemimpin politik yang memiliki pengaruh di Palestina, cepat atau lambat Israel pasti menghabisinya.