“Inovasi diperlukan sebagai katalisator untuk mempersempit kesenjangan antara negara utara dan selatan,” tambah Bogat.
Dia juga menegaskan pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam forum ini. Diharapkan, HLF MSP dan IAF ke-2 tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga menghasilkan rencana aksi konkret yang dapat diimplementasikan secara bersama-sama oleh negara-negara peserta.
Bogat juga menyoroti pentingnya kolaborasi inklusif yang melibatkan organisasi masyarakat sipil (CSO) dari berbagai belahan dunia. Salah satunya fokus mendorong transformasi digital yang dapat menjadi instrumen penting dalam meningkatkan kerja sama antar negara untuk mendukung inovasi dan kemajuan.
“Pengalaman transformasi digital dari masing-masing negara peserta akan dibagikan dan dijadikan referensi untuk mengimplementasikan transformasi serupa sesuai dengan kondisi negara masing-masing,” papar dia.
Indonesia – Africa Forum, Prioritaskan Diplomasi ke Afrika
Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Dindin Wahyudi mengatakan, pelaksanaan IAF ke-2 akan menjadi momentum penting untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara Afrika.