Perkembangan terkini, nilai ekspor lidi sawit dan lidi nipah periode Januari-Juni 2024 mencapai USD10,18 juta atau turun 27,59 persen yoy dari USD14,06 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan penurunan di sisi volume, yang hanya mencapai 26,6 ribu ton atau turun 18,91 persen yoy dari 32,8 ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ekspor paling dalam dicatatkan ke India yang turun 51,85 persen, diikuti Jepang 17,82 persen, dan Tiongkok 34,93 persen. Di tengah tren penurunan ini, ekspor lidi sawit dan lidi nipah Indonesia pada periode tersebut ke sejumlah negara masih mencatatkan peningkatan, seperti ke Pakistan naik 11,05 persen, ke Filipina naik 20,03 persen dan ke Vietnam naik 194,59 persen.
“Melihat realisasi nilai ekspor Semester I-2024 maka nilai ekspor menunjukkan penurunan hingga akhir 2024, terutama ke India, Jepang, dan Tiongkok. Era suku bunga tinggi melemahkan sektor properti global dan mengurangi permintaan produk furnitur dan home decor, konsumen cenderung memilih produk esensial. Namun, ada peluang ekspor ke negara dengan permintaan meningkat seperti Pakistan, Filipina, Vietnam, Korea Selatan, dan Iran. Indonesia sebagai salah satu produsen utama diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini dengan memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan kualitas produk di pasar non-tradisional,” kata Senior Economist LPEI, Donda Sarah Hutabarat.