IPOL.ID – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat Antony Blinken tiba di Israel pada Minggu malam untuk memajukan upaya-upaya mencapai gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.
Diplomat tertinggi AS ini dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Isaac Herzog dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada hari ini Senin (19/8), demikian harian Israel Yedioth Ahronoth melaporkan, dikutip Anadolu.
Blinken juga diperkirakan akan mengunjungi Mesir pada hari Selasa sebagai bagian dari lawatannya saat ini, kata surat kabar tersebut.
Pembicaraan gencatan senjata di ibukota Qatar, Doha, berakhir pada hari Jumat dengan menyajikan “proposal yang mempersempit kesenjangan” antara Israel dan Hamas yang konsisten dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden pada tanggal 31 Mei.
Biden mengatakan pada bulan Mei bahwa Israel mempresentasikan sebuah kesepakatan tiga tahap yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan menjamin pembebasan sandera yang ditahan di daerah kantong pantai tersebut. Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran tawanan dan rekonstruksi Gaza.
Selama berbulan-bulan, AS, Qatar, dan Mesir telah berusaha untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tawanan dan gencatan senjata, serta mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Namun upaya mediasi terhenti karena penolakan Netanyahu untuk memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel terus melanjutkan serangan brutalnya ke Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Serangan Israel sejak saat itu telah menewaskan hampir 40.100 korban, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 92.600 orang, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari 10 bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza menjadi reruntuhan di tengah-tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah di bagian selatan, di mana lebih dari 1 juta orang Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei. (far)