IPOL.ID – Persoalan pemenuhan layanan air bersih di Jakarta menjadi sorotan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Komisi C, Rasyidi. Menurut politisi PDIP itu, cakupan layanan air bersih yang saat ini baru mencapai 69 sangat jauh dari harapan. Apalagi, target 100 persen pelayanan terpenuhi pada 2030 jika problem jaringan pipa untuk air bersih bisa ditangani.
“Saat ini, semua PDAM di seluruh Indonesia belum ada yang mencapai 100 persen cakupannya,” ujar Rasyidi dalam keterangannya, Sabtu (17/8/2024).
Rasyidi mengatakan ada beberapa opsi yang bisa dilakukan Pemprov Jakarta dalam mengatasi problem anggaran revitalisasi pipa air bersih.
Pertama, kata dia dengan skema Penanaman Modal Daerah (PMD) bisa dilakukan dengan mencontoh pembangunan MRT dan proyek lain.
“Bantuan dari PMD ya, seperti MRT Rp 4,2 triliun, Jakpro Rp3,2 triliun dan lain lain,” ujarnya.
Skema kedua, kata Rasyidi, dengan melakukan pinjaman ke bank, seperti Bank DKI. Dia menilai PDAM sebagai perusahaan daerah yang tergolong sehat, tidak menjadi masalah jika meminjam uang ke bank.
“PDAM itu kan satu badan usaha oke kalau dia mau mencari ke bank, pinjam uang ke bank segala macam bisa. Nggak ada masalah,” katanya.
Rasyidi menyebut untuk pengembalian dana, penyedia layanan dapat melakukan penyesuaian tarif. Penyesuaian diterapkan untuk industri dan palanggan rumah tangga menengah atas.
“Tapi penyesuaian tarifnya tidak untuk kaum miskin ya. Penyesuaian untuk industri dan pelanggan rumah tangga menengah ke atas,” ujarnya.
“Nanti batasan minimal 10 meter kubik itu tetap sama harganya, tapi begitu melebihi itu, biayanya berbeda,” imbuhnya.
Sebagai informasi, saat ini tarif air PAM untuk rumah tangga sederhana berkisar di angka Rp 3.550 untuk pemakaian hingga 20 meter kubik. Sedangkan untuk industri, air bersih dibanderol dengan harga Rp 8.150 hingga 12.550 untuk pemakaian hingga 20 meter kubik, tergantung jenis usahanya.
Mekanisme terakhir, yakni dengan skema business-to-business (B2B), seperti pada proyek MRT. Contohnya melakukan kerja sama dengan negara lain seperti Jepang atau China dalam menyediakan pipa air bersih dengan garansi, dan akan dibayar dalam beberapa tahun ke depan. (Sofian Ismanto)