“Dampak La Nina tidak hanya terbatas pada perubahan pola hujan, tetapi juga memengaruhi sektor pertanian, perikanan, dan ekosistem laut,” tuturnya.
Melalui Great Ocean Conveyor Belt, yaitu sebuah sistem sirkulasi arus laut bumi yang terus bergerak dan memengaruhi distribusi panas di seluruh permukaan bumi, Edvin mengungkap, perpindahan panas yang terjadi di Indonesia lalu berpindah ke Samudra Pasifik tengah. Ini bisa terjadi ketika waktu El Nino atau La Nina, dan pengaruhnya bisa terjadi di seluruh permukaan bumi.
Kelautan Indonesia sebagai kanal atau pintu masuk utama arus lintas Indonesia (arlindo) dapat digunakan sebagai prekursor kedatangan El Nino dengan tingkat keyakinan tinggi.
Namun demikian, menurut profesor dengan keahlian dan pengalaman yang luas di bidang meteorologi dan klimatologi tersebut, La Nina dapat menyebabkan kekeringan hebat yang kadang disertai dengan kebakaran hutan, serta peningkatan potensi gagal panen pada sektor pertanian, terutama padi.
Di sisi lain, sektor perikanan bisa mendapatkan manfaat dari La Nina karena suhu laut yang lebih dingin membuat ikan berenang lebih dekat ke permukaan, sehingga memudahkan penangkapan.