IPOL.ID – Dalam rangka tingkatkan kualitas kesehatan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan Kantor Cabang Jakarta Utara pastikan program promotif dan preventif telah dilaksanakan sesuai prosedur. Salah satunya adalah skrining kesehatan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
Skrining kesehatan ini diberikan secara selektif oleh Puskesmas untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lebih lanjut dari risiko penyakit Kanker Serviks.
Dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD), Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Utara, Ropik Patriana memastikan IVA Tes yang dilakukan oleh Faskes tersebut dapat berjalan lancar dari mulai proses pelaksanaan hingga proses klaimnya.
“Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh Puskesmas adalah melakukan pelayanan penapisan secara aktif kepada peserta JKN dengan kriteria wanita dengan usia 15 tahun keatas yang sudah pernah melakukan hubungan seksual dan pemberian data peserta JKN yang melakukan IVA tes pada tahun 2024 secara berkala. Dengan melakukan IVA tes tersebut, kita akan mendapatkan gambaran bagaimana kondisi kesehatan peserta JKN dan langkah apa yang selanjutnya harus dilakukan untuk mencegah masyarakat terkena kanker serviks. Tetapi harus dipastikan dari awal proses pelaksanaannya harus sesuai dan memenuhi persyaratan untuk mengajukan klaim ke BPJS Kesehatan,” ujar Ropik.
Selain pembahasan terkait klaim pemeriksaan IVA , Ropik juga berharap Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang berfungsi sebagai gate keeper dalam pelayanan JKN dapat berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada peserta JKN. Selain itu petugas juga memberikan informasi yang akurat kepada peserta JKN saat mereka menggunakan layanan, sehingga peserta tidak menemukan kendala.
“Selain memberikan informasi yang benar dan akurat, Puskesmas sebagai garda terdepan juga diharapkan memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan anti diskriminatif karena Puskesmas adalah wajah dari pelayanan JKN. Serta, dapat mengimplementasikan berbagai kemudahan yang diberikan dalam jenis upaya digitalisasi oleh BPJS Kesehatan. Implementasi ini diharapkan dapat meningkatan mutu layanan yang terdapat di FKTP wilayah Jakarta Utara,” tutur Ropik.
Herman, salah satu yang hadir dalam pertemuan tersebut sangat senang BPJS Kesehatan berinisiatif melaksanakan pembahasan dan edukasi tentang pelayanan IVA tes yang harus dilaksanakan. Herman mengatakan bahwa dirinya sebagai tenaga kesehatan terbantu untuk mengetahui prosedur dalam menapis klaim IVA sebelum diserahkan kelengkapannya ke BPJS Kesehatan.
“Diskusi yang dilakukan ini sangat membantu saya dan tenaga kesehatan lain dalam menapis klaim IVA sebelum kami serahkan ke BPJS Kesehatan. Sehingga untuk tes-tes selanjutnya tidak ada kendala dan kami dapat fokus untuk melakukan tes kepada
peserta. Sehingga kami dapat menentukan langkah untuk mengedukasi peserta sesuai dengan hasil tesnya. Kami berharap semoga kedepannya akan lebih sering mengadakan kegiatan seperti ini agar dapat menyamakan persepsi dan tidak ada feedback terkait klaim yang diajukan,” jelas Herman.
“Mulai dari preventif hingga kuratif saya, sebagai provider layanan kesehatan bagi peserta JKN selalu diingatkan untuk memperhatikan para peserta tanpa membedakan. Tidak hanya skrining IVA saja, BPJS Kesehatan juga membantu para penderita penyakit kronis dengan pemeriksaan laboratorium yang terbilang cukup mahal. Penyakit kronis hipertensi dan diabetes paling banyak ditemukan di masyarakat, sangatlah tepat langkah-langkah BPJS Kesehatan terhadap kedua penyakit tersebut,” ungkap Herman
Herman juga berharap agar sinergi antara FKTP dan BPJS Kesehatan terus berjalan dengan baik agar Program JKN yang diberikan kepada peserta semakin berkualitas. Dengan sinergi serta kolaborasi yang sudah terjalin dapat meningkatkan mutu layanan kepada peserta JKN,” tutup Herman. (ahmad)