Kemudian, katanya, radiasi digunakan untuk melumpuhkan bakteri patogen dan mikroba penyebab menurunnya kualitas makanan dengan menghambat pertunasan, menunda pematangan, dekontaminasi mikroba, dan perpanjangan masa simpan.
“(Radiasi) dapat membasmi serangga pada produk biji-bijian, buah kering dan buah segar, mengurangi jumlah mikroba pada bahan pangan, dan pengawetan bahan pangan untuk daging dan ikan serta produk olahannya,” ujarnya.
Menurut Indah, radiasi juga dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, karena dapat mengurangi mikroba pada produk serta untuk sterilisasi obat, produk kosmetik dan alat kesehatan.
Hal tersebut, kata dia, selaras dengan upaya Indonesia yang berkomitmen pada peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat sejak 1964, yang salah satunya diwujudkan melalui pemanfaatan teknologi nuklir di berbagai bidang oleh BRIN untuk kesejahteraan masyarakat.
“Aplikasi komitmen teknologi nuklir untuk kesejahteraan terlihat dari pemanfaatan reaktor nuklir di Indonesia, baik Reaktor TRIGA 2000 di Bandung yang dimanfaatkan untuk penelitian dan produksi radioisotop, Reaktor Kartini di Yogyakarta untuk penelitian dan pelatihan operator reaktor, dan Reaktor Serba Guna GA Siwabessy di Serpong untuk riset, produksi isotop dan pengujian material,” demikian Indah Kusmartini. (*)