Sementara itu, nilai ekspor sagu Indonesia meningkat tajam sebesar 134,40 persen YoY pada tahun 2023, sejalan dengan volume ekspor yang meningkat 164,86 persen YoY. Peningkatan ini terutama dipicu oleh tingginya permintaan dari Tiongkok, Malaysia, Taiwan, Filipina, dan Singapura. Sagu menarik perhatian pasar global karena sifatnya yang non-GMO dan bebas gluten sehingga menarik konsumen yang peduli dengan kesehatan.
Di sisi lain, pada periode Januari-Juni 2024, nilai ekspor kopi meningkat sebesar 10,79 persen YoY, hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif dari kenaikan harga kopi di pasar global. Ekspor kopi ke sejumlah negara masih mencatatkan peningkatan, tertinggi ke Thailand (naik USD26,75 juta), diikuti ke Filipina (naik USD10,88 juta), Malaysia (naik USD9,02 juta), Uni Emirat Arab (naik USD6,38 juta), dan Armenia (naik USD4,53 juta).
Produk unggulan seperti tenun Palembang, Sagu dari Kepulauan Meranti, dan Kopi Gayo asal Bener Meriah, Aceh memiliki potensi untuk tembus pasar ekspor dalam dua tahun mendatang. Untuk terus mendorong ekspor tiga komoditas tersebut, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menetapkan tiga program Desa Devisa di wilayah Sumatera Selatan, Riau, dan Aceh melalui program Special Mission Vehicle (SMV) Icon pada 29 Agustus 2024 lalu.