IPOL.ID – Peneliti Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rosantia Sarassari melakukan penelitian untuk mendeteksi keanekaragaman dan komposisi mikrobioma usus.
Penelitian Rosantia berfokus pada pasien dengan luka bakar, untuk mengamati komposisi dan diversitas mikrobiota usus mereka, menggunakan pendekatan 16S metagenomik.
“Virus dan mikroorganisme dalam usus, termasuk bakteri, arkea, dan lainnya, saling berinteraksi membentuk kompleks yang dapat memengaruhi inang dan lingkungannya. Pendekatan One Health yang berkembang sekarang menekankan studi terkait interaksi antara inang dan lingkungan,” kata Rosantia, pada webinar Lab Sekuensing Series #5, bertema “Exploring the Microbial Frontier: A Deep Dive into Metagenomics (16S and Shotgun)”, mengutip Minggu (8/9/2924).
Rosantia menekankan temuan penting dari penelitian ini adalah peningkatan jumlah Methanobacteriaceae dan E. coli pada pasien dengan luka bakar berat.
Methanobacteriaceae berkontribusi pada inflamasi usus, sedangkan E. coli ditemukan lebih banyak pada pasien dengan luka bakar berat dibandingkan dengan yang sedang. Translokasi bakteri komensal ini kemungkinan memperburuk kondisi inflamasi di usus, yang sudah dipicu oleh luka bakar.