Lebih rinci dijelaskannya, pasien diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahan luka bakar, yaitu berat (>25% TBSA) dan sedang (15-25% TBSA). Proses analisis dimulai dengan ekstraksi DNA dari sampel tinja, dilanjutkan dengan library preparation menggunakan primer V3V4 dan protokol Illumina Sequencing.
Hasil analisis data menunjukkan variasi jumlah reads dari 23.000 hingga 500.000 reads. Mikroorganisme diklasifikasikan hingga tingkat kingdom (Archaea dan Bacteria), kemudian hingga level family, genus, dan species.
Rosantia juga menyoroti beberapa tantangan penelitian ini, seperti jumlah sampel yang terbatas dan kualitas reagen yang belum optimal. Meskipun demikian, hasil penelitian menunjukkan komposisi mikrobiota yang bervariasi, dengan dominasi E. coli dan Methanobacteriaceae pada pasien luka bakar berat.
“Bakteri ditemukan di setiap bagian usus, mulai dari lambung, usus dua belas jari, usus halus, hingga usus besar, dengan jumlah yang bervariasi. Sebagian besar merupakan bakteri anaerob yang sulit dikultur, seperti Bacteroides,” bebernya.