Rifki menambahkan, untuk beberapa layanan seperti Illumina iScan (genotyping) tidak disediakan bahan. Sehingga, bahan harus disiapkan oleh peneliti yang mengusulkan riset.
Untuk quality control (QC), laboratorium menyediakan alat seperti Qubit dan Tapestation yang bisa digunakan oleh para peneliti untuk melakukan QC sebelum melanjutkan ke proses sekuensing.
“Kami juga telah membuat sistem pembayaran di Elsa lebih fleksibel, termasuk opsi single payment maupun shared payment (patungan), terutama untuk layanan yang lebih mahal seperti ONT, yang biayanya bisa lebih dari sepuluh juta. Sistem patungan Elsa ini dirancang agar lebih mudah diakses oleh pengguna,” sambung Rifki.
“Kami sangat terbuka untuk konsultasi terkait layanan ini, baik mengenai ketersediaan bahan maupun alat-alatnya. Pada intinya, akses ke laboratorium BRIN, baik untuk pengguna internal maupun eksternal sudah terbuka,” pungkas Rifki.
Sementara itu, pembicara lain dari Business and Development Pandu Biosains, Bhakti Mahendra Jaya, memaparkan eksplorasi penggunaan teknologi Illumina dan short-red sequencing, untuk berbagai pendekatan yang berbeda, seperti shotgun metagenomic. Dia juga menekankan pentingnya pengembangan ke arah RNA-based metatrasncriptomic, untuk dapat mengeksplorasi data dengan lebih akurat. (ahmad)