Ilhamsyah juga menambahkan bahwa operasional SGAR akan membuka peluang bagi INALUM untuk meningkatkan pasokan alumina, baik untuk pasar domestik maupun internasional. “Kami juga membuka kesempatan kerjasama dengan mitra global guna memperkuat kapasitas produksi dan pemenuhan kebutuhan alumina di dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama ANTM Nico Kanter menjelaskan, bauksit merupakan salah satu komoditas yang pertumbuhannya signifikan. ANTM berperan sebagai pemasok utama bijih bauksit untuk SGAR.
“Dengan adanya SGAR, kami mendukung penuh program hilirisasi mineral dan memastikan terciptanya rantai pasok aluminium yang berkesinambungan dari hulu ke hilir,” ujar Nico.
Direktur Utama PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) Leonard M. Manurung berkomitmen menyelesaikan pembangunan untuk pengoperasian SGAR Fase 1 agar sesuai dengan jadwal.
Dia menerangkan juga proses commissioning itu sendiri akan dilakukan bertahap dengan ramp up production hingga Desember 2024, dan direncanakan memasuki tahapan produksi penuh alumina pada kuartal pertama 2025.