IPOL.ID – Kegagalan Jakarta meraih juara umum membuat politisi di Kebon Sirih murka. DPRD DKI pun berencana segera melakukan pemangilan terhadap pengurus KONI DKI serta atlet yang berlaga di PON XXI, Aceh-Sumut.
Usulan itu disampaikan anggota DPRD DKI Jakarta, Muhammad Thamrin untuk mengetahui penyebab kegagalan kontingen DKI meraih juara umum.
“Saya rasa perlu juga kita lakukan dengar pendapat. Pengurus KONI, pengurus cabang olahraga termasuk atletnya, nanti kita tanyakan kenapa prestasinya bisa hasilnya seperti itu,” kata Thamrin, Selasa (24/9/2024).
Pemanggilan itu, kata Thamrin, DPRD DKI nantinya bisa mempertanyakan penggunaan anggaran, sebab dana yang diterima KONI DKI cukup besar.
“Kita juga akan mempertanyakan penggunaan anggaran. Sejauh mana anggaran itu digunakan untuk pembinaan atlet. Soalnya anggaran untuk KONI lumayan besar,” katanya.
Sementara menanggapi dugaan adanya atlet yang bertanding di PON merupakan anak dari pengurus KONI yang belum layak untuk dikirim, Thamrin mengaku kaget, dan hal itu katanya tidak seharusnya terjadi.
“Seharusnya tidak seperti itu, makanya nanti dalam dengar pendapat itu kita akan tanyakan semua. Termasuk atlet yang dikirim, sejauh mana prestasi mereka sampai bisa dikirim serta apa yang sudah diberikan KONI selama ini,” ujarnya.
Untuk diketahui, dalam menghadapi PON 2024, KONI DKI Jakarta mendapatkan kucuran dana sekitar Rp286 miliar yang digunakan untuk meningkatkan prestasi 1.500 lebih atlet dan pelatih.
Nilai itu memang lebih kecil dibanding PON 2021 lalu di Papua yang bisa mendapatkan anggaran mencapai Rp 411 miliar untuk sekitar 900 atlet dan pelatih.
Sementara itu, PON 2024 DKI Jakarta menurunkan kekuatan 1.046 atlet, dengan rincian 489 atlet bertanding di Aceh 489 dan 557 lainnya di Sumut.
Dalam mengikuti ajang PON tahun ini, Kontingen DKI Jakarta mengusung jargon “Jakarta Datang, Jakarta Menang”. Target juara umum dicanangkan karena DKI Jakarta terakhir kali meraihnya pada PON 2012. (Sofian)