Unggul di antara para kompetitor dari berbagai universitas dunia, mahasiswa asal Trenggalek ini membeberkan strategi timnya dalam Presentation Event, yaitu dengan pendekatan digital dan lingkungan. Pemanfaatan human-like-technology sebagai alat pemasaran mampu meningkatkan penjualan mobil hingga 23%. Dari segi lingkungan, tim merancang daur ulang bahan semikonduktor untuk komponen mobil yang memberikan dampak lingkungan sebesar 70%.
Sementara itu, imbuh Nando, timnya juga menjalani serangkaian inspeksi teknis baik dari segi elektrik maupun mekanik mobil. Ia mengungkapkan bahwa hal yang paling menantang adalah bagaimana setiap aspek pada mobil memenuhi kriteria yang diharapkan juri. “Setelah melalui EV Inspection, inspeksi dilanjutkan dengan technical inspection, egress dan driver flag test, tilt test, weight measurement, hingga rain test,” bebernya.
Mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITS ini menjelaskan, mobil besutan timnya, Anargya EV Mark 4.0, aman dari kebocoran dan tidak terguling di sudut kemiringan ekstrem sebesar 60 derajat pada saat tilt test. Untuk rain test, mobil bermassa 298 kilogram tersebut dihujani air selama 2 menit dan diobservasi keberfungsian komponennya.